The part I like the most from Korean Drama ‘Our Beloved Summer’ [Review]

(Foto : di sini)

Halo!

Sesuai dengan judulnya, di postingan kali ini aku mau cerita tentang bagian-bagian yang kusuka dan paling berkesan dari Drama Korea Our Beloved Summer.

Aku baru selesai merampungkan 16 episode drama ini dan rasanya gatel pengen nulis review

Iyaaa, tahu kok, aku ketinggalan banget! Drama ini hype-nya dari jaman kapan, eh aku nontonnya baru sekarang-sekarang. Mohon pengertiannya untuk makhluk yang sering ketinggalan jaman ini.  

Pokoknya aku suka banget sama semua yang ada di drama Our Beloved Summer, mulai dari alur ceritanya, sinematografinya, pengembangan karakternya, plot twist-nya, bahkan sampai second lead-nya. Aku suka banget sama tokoh Kim Ji Woong! Kayaknya kalau dibuat perbandingan sama Choi Woong bakal jadi 60-40, dan yang menang tentu saja Ji Woong. Haha! Out of Topic banget sih ini.

Secara garis besar, drama ini bercerita tentang Kook Yeonsu dan Choi Woong yang tiba-tiba direkrut buat syuting seri dokumenter anak SMA yang nyeritain kehidupan sehari-hari murid paling berprestasi dan murid peringkat terbawah. Kocak dan lucu banget! Yeonsu si murid ambis peringkat pertama dipasangkan sama Choi Woong yang hidupnya santai banget kayak nggak ada beban apa-apa plus dengan bangganya jadi peringkat ke-267 dari 267 siswa di sekolah. Karakter mereka yang saling berlawanan ini sama sekali nggak cocok, dan akhirnya bikin mereka jadi sering banget berantem.

10 tahun kemudian, karena klip dokumenter mereka saat SMA kembali viral, mereka diminta lagi untuk syuting dokumenter tapi dengan versi mereka yang sudah sama-sama dewasa.  

Nonton drama ini seperti bermain dengan boneka matryoshka, kita akan diajak masuk sampai ke bagian yang paling dalam, atau seperti mengupas lapisan demi lapisan dari bawang merah.

Kaget banget, siapa sangka kalau Yeonsu dan Choi Woong ternyata pernah pacaran dan putus?

Pendalaman karakter setiap tokohnya dapet banget di setiap episode, di tambah lagi pengembangan ceritanya juga nggak membosankan. Pokoknya, aku merekomendasikan drama ini!

Ngomong-ngomong, prolognya panjang banget ya.

Oke, langsung saja ini dia empat bagian yang menurutku paling berkesan di drama korea Our Beloved Summer.

Pertama, di episode 16, saat Ji Woong mengunjungi Ibunya di Rumah Sakit. Scene ini bener-bener membuatku sakit hati, di tambah lagi soundtrack-nya yang jleb banget. Udahlah, Ji Woong nangis, Ibunya Ji Woong nangis, aku juga nangis!

Sejak kecil, Ji Woong tumbuh dengan luka yang didapat dari Ibunya. Lukanya semakin lama semakin membesar, rasa sakit yang terus-menerus dipendam sendiri membuatnya menjadi mati rasa. Suatu hari, Ibunya tiba-tiba datang dan mengaku akan segera meninggal, tapi anehnya Ji Woong sama sekali tidak merasa sedih. Hubungan Ji Woong dan Ibunya ini benar-benar complicated sekaligus bikin kita jadi ikutan sedih. Sikap Ji Woong yang dingin pada Ibunya, kupikir karena sejak kecil begitulah sikap Ibunya pada Ji Woong. Anak kecil yang sering ditinggal sendirian dan mendamba kasih sayang itu tumbuh dengan luka, karena Ibunya sendiri kewalahan dengan luka miliknya.

Dengan berderai air mata, Ji Woong bilang tidak akan memaafkan ibunya, tepatnya tidak bisa. Walau begitu, Ji Woong tetap meminta Ibunya untuk berusaha bertahan hidup, kalau-kalau suatu hari nanti ia berubah pikiran. Dan fyuuuh.. Bagian ini jadi antiklimaks yang keren banget menurutku.

Kedua, ada di epilog episode 11. Plot twist banget, Choi Wooooong! Aku benar-benar nggak nyangka kalau ada part itu di hidup Choi Woong. Aku menyesal udah misuh-misuh karena iri pas Choi Woong bilang mimpinya adalah ‘siang berjemur di bawah sinar mentari dan malam berbaring di bawah lentera’. Ternyata ya, ada alasan di balik hidup seadanya dan tanpa ambisi itu.

Oiya, plot twist-nya apa? Aku nggak mau ngasih spoiler. Haha!

Aku juga senang dengan pengembangan karakternya Choi Woong. Melihat Choi Woong yang akhirnya punya tujuan dan berusaha untuk mencapai tujuannya membuatku merasa seperti sedang melihat perkembangan anak, bangga sekali rasanya.

Ketiga, aku terkesan dengan sikap tegasnya Ji Woong yang nggak pernah ragu dan nggak banyak drama. Ia tahu perasaannya ke Yeonsu nggak akan berbalas, maka yang ia lakukan adalah menyusun ‘rencana untuk menjaga batasan’ dan nggak akan goyah dengan apapun yang terjadi. Apa yang Ji Woong lakukan ini nggak gampang dan pasti banyak terlukanya.

Iya, jatuh cinta sendirian itu berat.

Walau begitu, Ji Woong nggak pernah mengutarakan perasaannya atau cari-cari kesempatan untuk merebut hatinya Yeonsu, karena ia tahu bahagianya Yeonsu nggak ada di dirinya, tapi di Choi Woong, mau itu dulu atau sekarang.

Tindakan Ji Woong ini hebat banget menurutku.

Aku jadi berefleksi pada diriku sendiri, apa aku kayak Ji Woong aja ya?

Keempat, epilog episode 3. Ada satu scene yang menunjukkan Yeonsu berdiri di depan wastafel sambil menatap cermin, nyalain keran air, dan mulai nangis.

Heh, mana ada ‘aku baik-baik saja’ setelah perpisahan?

Aku ingat menyelesaikan episode 3 dengan mata berkaca-kaca. Kepedihan Yeonsu rasanya seperti menembus layar dan langsung masuk ke dalam hati.

Oke, itu dia empat bagian yang paling membuatku terkesan di drama Our Beloved Summer ini. Aku jadi sadar kalau konsep ‘hubungan’ itu luas banget, nggak cuma sebatas percintaan aja. Dan drama ini berhasil bahas semua konsep hubungan yang ada, mulai dari percintaan, keluarga, pertemanan, sampai interaksi sama rekan kerja.

Aku juga senang melihat pertumbuhan tiap karakternya. Mereka nggak sempurna, tapi mereka terus berusaha untuk memperbaiki diri dan nggak mengulang kesalahan yang sama. Aku jadi belajar untuk melakukan itu juga.

Oiya, sebenarnya masih ada beberapa bagian yang kusuka dan sengaja nggak aku tulis di sini. Mungkin kapan-kapan aku lanjutkan dengan part 2.

(Foto : di sini)

Sekian review dariku! Annyeong!

(Juli, 2024)

Komentar

Postingan Populer