The Word of Affirmation [Cerpen]

(Foto : di sini)

"Kita udah nikah, udah punya anak dua, dan kamu masih nanya aku cinta kamu atau enggak? Kamu waras?"

Romantisme sepertinya tidak pernah ada di kamusmu. Nggak ada tuh ceritanya kamu uwu-uwu, pasti aku terus yang cinta kamu awur-awuran. Iya, ini salahku, aku yang kayaknya salah pilih pasangan. 

Suatu hari, aku pernah ngebercandain kamu dengan bilang 'kayaknya aku kena pelet deh, kok bisa ya dulu aku mau sama kamu padahal kamunya nyebelin gini?' dan tanpa babibu kamu langsung menjitak kepalaku pelan, kemudian dengan angkuhnya bilang, 'hey, kamu ya yang dulu ngejar-ngejar aku.'

Mendengar itu, aku mendengus tidak suka. Tapi mau bagaimana lagi, itu memang fakta. Dulu kita bisa jadian pun karena aku yang nekat nembak kamu. Aku yang pertama suka dan ngejar-ngejar kamu. Walaupun sikap kamu dingin dan terus mengeluarkan aura negatif yang sangat tidak bersahabat, aku tetap aja mepetin kamu. 

Makanya kayak sebuah keajaiban kita akhirnya menikah. Jujur aja aku bangga dan bahagia. Rasanya lebih bangga dan bahagia saat berhasil nikahin kamu, ketimbang saat berhasil dapet nilai IPK tertinggi di jurusanku. Tapi masalahnya satu, kamu nggak pernah bilang cinta ke aku. Jiwa-jiwa ambisku ini merasa tertantang untuk membuatmu mengucapkan kalimat itu. 

"Kalau aku tiba-tiba berubah jadi ikan lele, kamu bakal tetep cinta sama aku 'kan?" tanyaku dengan nada memelas. Tiba-tiba sekali memang, tapi tidak apa-apa, aku yakin kamu sudah terbiasa dengan pertanyaan random semacam ini.

Kamu menoleh padaku dengan alis tertaut, seakan berkata 'apa sih?'. Lalu tanpa menjawab, kamu kembali makan dengan khidmat. 

Aku mulai manyun dan berucap dengan nada sedih, "Kamu nggak cinta ya sama aku?" 

Kamu berhenti makan, menghela napas jengah, kemudian menatapku intens.

"Kita udah nikah, udah punya anak dua, dan kamu masih nanya aku cinta kamu atau enggak? Kamu waras?"

Aku mencebik. Kamu dan mulutmu yang menyebalkan. Padahal bukan itu jawaban yang kumau. Mood-ku langsung berubah jadi buruk.

Masih sambil manyun, aku kembali melanjutkan makan. Tiba-tiba kamu menaruh ayam geprek milikmu di piringku dengan acuh. 

"Lagi dapet, ya?" tanyamu tanpa mengalihkan pandangan dari neng dan akang yang tertidur di stroller. 

Aku tidak menghiraukan pertanyaanmu dan fokus menatap ayam milikmu yang berharga di piringku. Aku terkesima, yang tadinya manyun langsung berubah jadi senyum. 

"Lihat deh, neng sama akang tidurnya kamu banget." ucapmu pelan. Nada bicaramu datar, tapi seulas senyum tipis terukir di wajahmu. 

Senyummu yang berharga... Aku kembali terkesima.

Hmm.. walaupun kamu sering menyebalkan, anehnya aku tetap menyayangimu. Walaupun kamu tidak peka dan jarang bersikap manis, aku tetap mau denganmu. Kalaupun aku kembali ke masa lalu, aku tetap akan ngejar-ngejar kamu.

Kamu yang sepulang kerja, walaupun lelah, masih mau membantuku beres-beres rumah dan mengurus neng-akang

Kamu yang bersedia menggantikanku mencuci piring, karena kamu tahu aku nggak suka melakukannya. 

Kamu yang dengan senang hati memakan lauk lain selain daging, karena kamu tahu aku suka banget sama daging.

Kamu mungkin nggak mencintaiku dengan ugal-ugalan, tapi kamu slow steady sistematis tahu-tahu udah jadi bagian penting di hidupku. Dan aku, stuck sama kamu.

"Aku tahu walaupun nggak pernah diucapin, tapi kamu cinta 'kan ya sama aku?"

"Hm."


(Januari, 2024)




Oya, aku mau menambahkan catatan karena ada dua kalimat yang bukan milikku.

1. "Kamu yang akan memakan lauk lain selain daging, karena kamu tahu aku suka banget sama daging." Kalimat ini  asalnya dari surat perkenalan Gyumin yang ditulis oleh Haeeun di Exchange Season 2. Nonton kisah mereka menguras emosi banget, tapi tetep aja kutonton sampe selesai.

2. "Kamu mungkin nggak mencintaiku dengan ugal-ugalan, tapi kamu slow steady sistematis tahu-tahu udah jadi bagian penting di hidupku." Kalimat ini asalnya dari salah satu komentar favorit di Webtoon Girls World Season 2 (aduh, aku lupa lagi episode berapa). Aku suka sama istilah 'slow steady sistematis', menggambarkan banget gimana Chanyang ke Nari selama ini.

Komentar

Postingan Populer