Delphinium [Short Story]

(Photo source : di sini)


Aku ingat suatu malam, dengan visiku yang buruk, aku berdiri sendirian di sana menatap bulan yang membulat sempurna. Begitu indah, sampai rasanya aku ingin terbang dan meraihnya. Aku ingin menukar bulan itu denganmu. 

Aku tidak butuh pemandangan indah, aku hanya ingin kamu kembali. 

Jalanan menggelap, sepi dan mencekam. Aku mulai terduduk di tanah, memeluk lutut dengan sekujur tubuh bergetar sempurna. 

Kamu terbaring di sebelahku. Aku menggenggam tanganmu yang membiru. Begitu dingin, rasanya aku hampir gila.

Dengan tubuh basah kuyup, aku berlari seperti orang kesetanan menuju pekarangan rumah. Delphinium yang tumbuh di sana seperti melambai-lambai. Aku memetik satu dan berlari kembali menuju tubuhmu di tepi kolam. Bunga berwarna biru itu lantas kuremas hingga tak lagi berbentuk. Serpihan dari bunga itu kumasukkan ke mulutmu. Aku menghela napas lega, kemudian kembali ke pekarangan untuk memetik yang satu lagi. Aku membawanya dan duduk di sampingmu. Kuremas bunga itu dan serpihannya kumasukkan ke mulutku dengan tergesa. Aku menggenggam tanganmu kembali, kali ini lebih erat. Sesaat sebelum pandanganku menggelap, aku bisa merasakan Jarimu bergerak pelan-pelan dengan tubuh yang menghangat.

Aku menanam Delphinium di pekarangan rumah. Warnanya biru dan berjumlah dua. Satu untuk menyelamatkanmu, sedang yang satu lagi untuk membunuh diriku sendiri.


(Juni, 2021)

Komentar

Postingan Populer