Masa Depan Pertemanan

(Photo source : di sini)

“Hey!” 

Kulihat, kamu langsung menoleh.

“Sini, ngobrol.” 

“Duh, ada deadline laporan nih.”

“Bentaran, sini! Ada info penting!”

Kamu akhirnya berjalan pelan menghampiri mejaku dan langsung duduk di kursi, berhadapan denganku.

“Info apa?” tanyamu tanpa basa-basi.

“Kayaknya semua orang udah tau kalau kamu suka dia. Sana-sini banyak yang ngomongin, tau!” aku berucap sambil bisik-bisik.

Kamu ketawa pelan, “Ya, bagus dong!”

“Dih, katanya mau gerakan bawah tanah tau-tau nikah! Percuma banget aku mati-matian nyimpen rahasia kamu!” kataku sambil ngegas.

Kamu ketawa lagi, “Orang sedunia tau juga nggak apa-apa, toh emang beneran.”

Kamu hendak beranjak dari kursi, tapi dengan cepat aku mencegahmu dengan melontarkan sebuah pertanyaan yang sebenarnya aku sendiri nggak mau denger jawabannya. 

“Bentar, apa sih sebenernya yang kamu suka dari dia?”

Tanpa keraguan, kamu langsung menjawab dengan senyuman yang mengembang, “Dia nggak berusaha kelihatan cantik, dia terbuka dan lugas, dia independen dan nggak bergantung ke orang lain. Dia… cantik.”

Aku mendengarkan sambil berusaha keras untuk tetap tersenyum.

“Gimana kalau ada orang lain yang suka kamu, tapi dia kebalikan dari orang yang kamu suka? Misalnya, ya.. orang itu berusaha keras kelihatan cantik depan kamu, dia tertutup dan plin-plan, dia nggak suka sendirian, dan tampangnya juga biasa aja,” aku sengaja menjeda kalimatku dan menghela napas, rasanya seperti sedang menceritakan tentang diriku sendiri. 

“Gimana?” tanyaku kemudian.

Kamu tidak langsung menjawab dan tampak merenung cukup lama. Suasana menjadi hening. Sesekali aku menatapmu, menunggu jawaban.

“Aku perlu ngobrol sama orang itu.” kamu akhirnya menjawab dengan nada yang serius.

Aku senyum, “Itu kenapa aku minta kamu ngobrol di sini.”

Kamu menatapku tidak mengerti. Setelah agak lama, kamu tampak kaget dan langsung tersenyum kaku. Untuk sepersekian detik aku bisa melihat matamu tidak fokus, menatap kesana-kemari, kemudian berucap seperti orang yang kehabisan kata-kata. 

“Kenapa?” tanyamu masih dengan senyum kaku. 

"Apa?" balasku.

“Kenapa bisa? Apa yang kamu suka?” tanyamu lagi.

“Kamu. Aku suka semua yang ada di kamu.” 

Suasana langsung hening. 

Aku nggak peduli lagi dengan masa depan pertemananku denganmu.

(Baca juga : Tsuki Ga Kirei Desu Ne)

(Desember, 2022)


Komentar

Postingan Populer