Ketika Cinta Itu Salah

“ Jilbab yang terpasang indah di kepalaku dan kalung salib yang tergantung dilehernya menjadi sebuah isyarat bahwa kami tidak akan pernah bisa bersatu “
_Maryam
# Noevee # ( Maryam’s POV )

-   Pertemuan Pertama Di Bis Kota

“ Kau Muslim ? “.

“ Kau Kristen ? “.

Ucap kami secara bersamaan. Kami saling menatap. Setelah beberapa detik, kami tertawa bersama.

“ Namamu ?? “. Ucap kami secara bersamaan lagi. Lalu, kami hanya tersenyum.

“ Kau duluan saja. Ladies first ! “. Ucapnya manis.

“ Baiklah. Namaku Maryam. Maryam Al Fatonah. Kau ? “.

“ Aku Jason. Dan aku Kristen. Kristen katholik. “. Ucapnya sambil menggenggam kalung salibnya.

“ Ya. Aku tahu itu ! “.

Hening. Untuk beberapa detik tidak ada satu suara pun. Aku lebih memilih untuk mengarahkan pandangan ke arah jalan raya. Membiarkan orang disebelahku ini duduk dengan kikuk, aku bisa melihat dengan jelas raut salah tingkah di wajahnya. Dalam hati, aku tertawa. Orang ini lucu sekali.

“ Kau mau kemana ?? “. Ucap kami secara bersamaan. Lagi. Dan setelah itu, kami hanya tertawa.

Tanpa tahu kenapa, keanehan tiba-tiba saja terjadi. Aku yakin akan ada sesuatu yang terjadi diantara kami. terus-terusan berbicara secara bersamaan, aku kira bukanlah sebuah kebetulan biasa.

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-  Pertemuan Kedua.

Perpustakaan UI memang selalu ramai. Ya bagaimana tidak,  perpustakaan UI merupakan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara. Buku-buku disini sangat banyak dan tentunya berkualitas. Aku menggenggam sebuah novel, “ Supernova “ karangan Dee. Disana tak ada tempat yang kosong. Semua kursi terisi. Akhirnya aku membaca sambil berdiri di samping rak buku.

“ Maryam !! “.

Aku menoleh ke arah sumber suara itu. aku terkejut. Orang ini ??, bukankah dia yang di bis ??.

“ Jason ?? “.

“ Ya. Syukurlah kau masih ingat. Kau kuliah disini ? “.

“ Iya. Kau juga ? “.

“ Iya. Wahh.. dunia ini sempit sekali ya .. “.

“ Jurusan apa ? “. Ucap kami secara bersamaan. Kami pun saling menatap. Lalu, beberapa detik kemudian, kami tertawa bersama.

“ Kita satu pikiran ya. Aku jurusan filsafat, Jason “.

“ Iya benar. Kita satu pikiran. Kalau aku jurusan HI “.

“ Okh “. Aku kembali mengarahkan pandanganku pada buku yang ku genggam. Aku membaca lagi, walaupun aku sama sekali tidak konsentrasi sekarang. Jason juga kembali membaca di sampingku. Hening, untuk beberapa saat.

“ Semester berapa ? “. Ucap kami secara bersamaan lagi. Okh ya ampun ! nampaknya kami benar-benar satu pikiran.

“ Aku semester 3 “.

“ Benarkah Maryam ?? Aku juga ! sepertinya kita berjodoh ! “.

“ Hahaha .. Mungkin .. “.

Kami berjodoh ?? benarkah ??

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-     Pertemuan Selanjutnya.

Tentang Jason, akh ! nampaknya kami memang berjodoh. Hari ini aku bertemu lagi dengannya. Tepat di depan sebuah toko buku. Cuaca saat ini sedang hujan. Aku berteduh disini. Dan tidak lama dari itu, dia datang. Dengan baju yang basah  kuyup. Hal yang pertama kali kami lakukan adalah tersenyum. Lalu menyapa. Dan akhirnya kami mengobrol panjang lebar. Dia sangat manis, dan juga baik. Terdapat banyak sekali kesamaan diantara kami. kami kuliah di universitas yang sama, kami masuk dalam kamus yang sama yaitu kampus Depok, kami juga sama-sama suka membaca, bintang kami pun sama, dan masih banyak lagi hal yang mungkin akan sama antara aku dan dia. Tapi, ada satu hal yang menjadi pembeda diantara  kami, yang mungkin akan sangat sulit untuk menyamakannya. Agama.

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-   Chemistry

Bulan suci ramadhan telah datang. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi kewajiban bagiku untuk berpuasa. Hari ini cuaca sangat panas. Benar-benar sangat menggoda imanku. Apalagi saat aku melintasi kantin kampus. Melihat berbagai minuman segar yang berjajar disamping jalan, benar-benar membuatku ingin menyambarnya. ‘ Ya ampun !! kuatkanlah imanku, Ya Allah ! ‘.

Kelasku masih setengah jam lagi. Dengan lemas, aku berjalan kearah lapangan basket. Aku terduduk di kursi penonton. Sendirian. Aku membuka sebuah buku, yang tidak aku ketahui apa judulnya. Aku terlalu malas untuk melihat covernya. Aku langsung membuka isinya, dan membacanya sekilas. Benar-benar tidak menarik. Aku mengalihkan pandanganku pada dua orang mahasiswi yang tengah berjalan melintasi lapangan basket. Mereka mengobrol dengan sangat ramai sambil memakan es krim. ‘ Ya ampun !! es krim itu .. Aku mau .. Akh !! ‘. Aku menutupi wajahku dengan buku yang tidak menarik ini.’ Sadarlah !! kau ini sedang puasa !! tahan Maryam ! tinggal tiga jam lagi !! ‘.

“ Hey ! Maryam !! “.

Aku terkejut. Aku menurunkan buku itu dari wajahku dan langsung menatap seseorang yang memanggilku.

“ Jason ? “.

“ Hai. Sedang apa ? “. Ucapnya dengan nada riang. Yap, Jason adalah seorang yang periang.

“ Membaca. Kau tidak ada kelas ? “.

“ Kelasku setengah jam lagi. Okh ya, kau sedang puasa kan ? semangat ya ! tinggal 3 jam lagi lho . nanti saat buka puasa aku traktir deh ! “.

“ Haha .. Iya, terimakasih. Ekh, kenapa kau bisa disini? “.

“ Hmmm .. “. Dia mengangkat telunjuk dan jari tengahnya ke bagian pelipis. Lalu menutup mata. Waw ! sangat manis ! dia melanjutkan kalimatnya.

“ Kekuatan feeling. Hahaha “. Ucapnya seraya menatapku. Dia melanjutkan kalimatnya.

“ Kau itu seperti magnet, dan aku adalah besi. Dimanapun kau berada, aku akan selalu tertarik kepadamu. Sama seperti besi yang akan  selalu tertarik dan menempel pada magnet “.

Dia hanya tersenyum manis, dan aku pun ikut tersenyum kearahnya.

# Noevee #  ( Maryam’s POV )

-          Kami jadi sahabat, tidak bisakah lebih dari itu ?

Aku dan Jason jadi semakin dekat. Kami sering pulang bersama, menghabiskan waktu istrirahat bersama, membaca buku bersama, jalan-jalan bersama, dan banyak hal lain yang kami lakukan bersama-sama. Dia adalah orang yang sangat baik, periang, dan dapat membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman. Lama-kelamaan, rasa aneh ini mulai muncul. Nampaknya aku mencintai dia. Tapi apakah tidak apa-apa jika aku mencintai seorang katholik ?

Suatu hari, aku pernah mengajak Jason ke rumah. Aku berniat memperkenalkan sahabat baikku ini pada umi dan abi. Aku sangat-sangat antusias. Tapi setelahnya, aku menyesal !. tanggapan umi dan abi sangat buruk padanya. Kalung salib yang tergantung di lehernya membuat umi dan abi tidak suka. Dan aku malh di suruh untuk menjauhinya. Hanya karena dia seorang katholik !

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-          Aku Menicintai Seorang Katholik. Dan Dia Mencintai Seorang Muslim.

“ Aku mencintaimu. “. Ucap kami secara bersamaan.

Kami terkejut, lalu saling menatap. Tidak berapa lama, kami pun tertawa.

“ Benarkah itu maryam ?? “. Ujarnya pelan.

Aku mengangguk. Lalu tersenyum kerahnya.

“ Bagaimana denganmu, Jason ? “.

“ Hmmm.. mustahil jika aku tidak merasakan hal yang sama “. Dia tersenyum manis kearahku. Lalu melanjutkan kalimatnya.

“ Aku juga mencintaimu, Maryam. Bukankah apa yang kita pikirkan selalu sama ? “.

Aku tersenyum. Aku pikir, mungkin tidak apa-apa jika aku mencintai seorang katholik. Mencintai seseorang bukan sebuah dosa kan ?

# Noevee #  ( Maryam’s POV )

-          Satu  perbedaan bisa menjadi signifikan

Aku dan Jason banyak memiliki kesamaan. Tapi, nampaknya ada satu perbedaan yang menjadi dinding penghalang besar yang memisahkan kami.  Agam a.

Orang-orang tentu heran ketika melihat seorang gadis berjilbab berjalan bersama dengan seorang  pria berkalung salib. Tapi, aku ataupun Jason, tak pernah menghiraukan mereka.

Aku pikir, aku dan Jason adalah pasangan paling hebat. Aku dan Jason saling mengahargai agama masing-masing. Jika aku lupa untuk shalat, maka dengan sigap Jason selalu mengingatkanku dan menyuruhku untuk bergegas shalat. Dia juga tidak keberatan jika aku membaca Al Quran disampingnya. Dia memang membuatku nyaman. Begitu pula dengan aku, dengan setia aku menunggu Jason di luar gereja, setiap kali dia beribadah. Aku hanya tersenyum dengan tatapan heran orang-orang yang akan memasuki gereja. Bagaimana tidak, untuk apa seorang gadis berjilbab berdiri tepat di depan gereja ? bukankah harusnya berada di mesjid ?. tapi untung saja gereja ini berada tepat di pinggir jalan raya. Jadi setiap aku menunggu Jason tepat di depan gereja, aku bisa sekalian berpura-pura megat angkot, wkwkwk.

Seperti inilah cinta kami. cinta kami bukanlah tentang nafsu atau hal apapun yang berbau negative, tapi cinta kami tentang melindungi, mengerti dan menyayangi. Jason adalah orang yang sangat baik.

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-          Tidak bisakah jika kau menjadi seorang muslim ?

Aku selalu berkhayal jika Jason seorang muslim, sama sepertiku. Mungkin kisah cinta kami akan berjalan dengan mulus. Tak  akan ada tatapan heran orang-orang jika kami berjalan bersama. Dan mungkin Umi dan Abi pun akan menyetuji hubungan kami,  tidak seperti ini. setelah mererka tahu kalau aku masih berhubungan dengan Jason, mereka tampak marah besar. Aku benar-benar di marahi waktu itu.  Dengan menggebu-gebu, Abi menyuruhku untuk menjauhi Jason. Aku hanya menunduk, tidak merespon apapun. Sangat sulit untuk menjauhinya, aku sudah terlanjur mencintainya.

Suatu hari,Jason mengajakku untuk bertemu dengan ibunya. Dia berniat untuk memperkenalkan aku pada ibunya. Jelas saja aku langsung menolak. Aku tidak ingin memperkeruh keadaan. Sudah cukup, hanya Umi dan Abi saja yang menentang hubungan ini. tapi, Jason terus memaksaku. Dia melemparkan atatapan memohon ke arahku, dan aku sama sekali tidak bisa melawan tatapannya yang satu ini. maka hari itu juga, aku pergi ke rumah Jason.

“ Kau sangat cantik. Siapa namamu, nak ? “. Uajar ibunya Jason ramah.

Aku terkesima, ibu Jason sama sekali tidak  memarahiku, atau melemparkan ekspresi tidak suka seperti dalam pikiranku. Ini semua di luar dugaan.

“ Namaku Maryam Al Fatonah. Aku seorang muslim “. Ujarku pelan seraya melemparkan senyuman termanisku.

“ Ibu, apa ibu merestui hubungan kami ? “. Ujar Jason ragu.

“ Tentu, ibu merestui hubungan kalian, tapi dengan satu syarat, maryam harus menjadi seorang katholik “.

“ Apa ?? “. Ucapku dan Jason secara bersamaan. Aku langsung menggeleng. Begitu juga dengan Jason.

“ Maaf aku tidak bisa jika harus menjadi seorang katholik. Aku memegenag teguh keyakinanku. “. Ucapku mantap.

“ Ibu, biarkan dia memilih keyakinannya. Setiap orang punya hak  untuk memilih keyakinannya sendiri. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk masuk agama kita. “.

“ Kalau begitu ibu tidak merestui hubungan kalian. Maaf. Sekalipun kalian berjodoh, kalian tidak akan pernah bisa bersatu. “

Aku terdiam. Mungkin memang benar. Perbedaan ini snagat sulit untuk di samakan. Dalam perjalanan pulang, aku menatap Jason intens. Tentu saja dia nampak heran.

“ Ada apa ? “. Ujarnya pelan. Senyuman menghiasi bibirnya.

“ Tidak bisakah jika kau menjadi seorang muslim ? “.

Jason tersenyum sejenak, lalu menatapku.

“ Tidak ! “. Ucapnya tegas. Dia melanjutkan kalimatnya.

“ Maaf, aku tidak bisa. Sama sepertimu, aku juga memegang teguh keyakinanku “. Ujarnya mantap sambil menggenggam kalung salibnnya.

“ Baiklah “.

# Noevee # ( Jason’s POV )

-          Berhenti Untuk Mencintai

Ayah maryam menemuiku disela-sela waktu luang kampus. Beliau mengajakku ke sebuah kafe. Katanya, ada satu hal yang ingin beliau katakan.

Aku duduk di salah satu kursi. Ayah maryam mempersilakan aku untuk memesan sesuatu. Aku langsung menggeleng.merasa tidak enak dengan apa yang di lakukan ayah maryam. Tapi ayah maryam memaksa, dan memesankan sesuatu untukku.

Ayah maryam menatapku intens. Aku jadi merasa risih. Memangnya apa yang akan beliau katakan ? apakah beliau akan memaksaku untuk masuk islam ?

“ Jason.. “

Aku mendongak , ayah maryam nampak serius menatapku.

  Iya ? maaf pak, kalau boleh saya tahu, hal penting apa yang ingin bapak sampaikan pada saya ? “.

“ Apa kau mencintai putriku, maryam ? “.

“ Iya pak. Saya sangatmencintai putri bapak “. Ucapku mantap.

“ Benarkah itu ? “.

“ Saya berani bersumpah, kalau saya sangat mencintai putri bapak. Saya akan melindungi maryam semampu saya “.

“ Kalau begitu lepaskanlah maryam .. “.

“ A.. apa ?? “. Ujarku kaget. Ada apa ini ? beliau ingin memisahkan kami ?

“ Bukankah mencintai tak harus memiliki ? biarkanlah maryam menemukan orang yang tepat. Kau pun juga tahu, jika cinta kalian tidak akan pernah bisa bersatu. Lebih baik kalian akhiri hubungan kalian, dan carilah orang yang benar-benar untuk kalian “.

Aku terdiam. Tak tahu harus menjawab apa.

“ Cinta sejati tak harus dimiliki “.

Ayah maryam menepuk pundakku beberapa kali. Lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan perlahan meninggalkan kafe ini. aku masih terpaku. Pikiranku terus mencerna semua hal yang di katakan ayah maryam barusan. ‘ Haruskah aku melepas cintaku ? ‘.

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-          Selamat Datang Untuk Perpisahan

Aku menatap Jason heran. Bagaimana tidak, dengan tiba-tiba dia meneleponku untuk bertemu di tempat ini.dan sekarang, saat kami sudah bertemu, dia malah tidak bicara sepatah kata pun. Hampir 10 menit, dia hanya menatapku.

“ Jason ? ada apa ? “.

“ Maryam--- “. Kata-katanya terputus. Dia mencoba untuk tersenyum. Senyuman yang di paksakan. Dan tentu saja, ini sama sekali bukan senyuman Jason yang biasa. Ada yang aneh !

“ Maryam, kita putus saja “.

Mataku langsung terbelalak. Aku mentap Jason penuh Tanya. Kenapa ? kenapa kita harus putus ?

“ Maryam, sejak awal tidak seharusnya kita saling mencintai. Cinta ini jelas salah ! cinta antara kau dan aku harusnya tidak pernah ada. Carilah orang yang tepat untukmu. aku tidak cukup baik, dan nampaknya aku tidak di takdirkan untukmu “.

Mataku mulai berkaca-kaca. Mulutku seakan terbungkam, tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.

“ Maryam, kau adalah orang yang baik. Dan kau pasti akanmendapatkan orang yang lebih baik dari aku “.

Aku masih terdiam. Mulutku masih terbungkam. Jason tersenyum manis ke arahku. Lalu dia beranjak pergi meninggalkanku. Aku menatapnya sekilas, lalu aku langsung menundukkan kepala. Aku tidak sanggup melihat dia pergi.

# Noevee # ( Maryam’s POV )

-          Cinta Ini Tidak Salah, Hanya Saja Kurang Tepat

Aku tidak menyangka jika saat itu adalah saat terakhir akumelihat senyumannya. Sejak saat itu, aku tidak pernah lagi meliahat senyuman manisnya, tawa riangnya, dan juga ucapan kami yang selalu sama. Aku bahkan tidak pernah lagi meliahat dia di kampus. Dia seakan di telan bumi. Aku mencoba menghubunginya, tapi nomornya selalu tidak aktif. Aku juga pernah datang ke rumahnya, tapi disana tidak ada orang. Aku heran, kenapa tiba-tiba Jason menghilang. Kenapa ?

Beberapa minggu kemudian, aku memutuskan untuk berhenti mencarinya. Aku pikir, aku hany buang-buang waktu. Untuk apa mencari Jason ? untuk apa mencari orang yang telah pergi meninggalkanmu ? bodoh !!

Perkataan Jason yang sangat aku ingat adalah ‘ cinta ini jelas salah’. Memang kalua benar salah kenapa ? salah belum tentu buruk kan ?. akh, tidak ! aku pikir bukan salah, hanya saja kurang tepat. Cinta yang pernah terjadi diantara aku dan Jason hanya kurang tepat. Itu saja !

Ketika cinta ini salah, ya tak apa ! kalau memang berjodoh, maka Allah akan memperbaiki apa yang salah itu sehingga menjadi benar. Tak perlu khawatir. Dan kalau cinta yang salah itu bukan jodohmu, maka Allah akan membuang cinta yang salah itu dan menggantinya dengan cinta yang baru dan lebih baik.

Jason. Akan kumasukkan dalam klise kenangan dalam sudut hatiku. Berjodoh atau tidak, siapa yang tahu ?

# Noevee #

Garut, 01 Desember 2014

Komentar

Postingan Populer