Bebas Rasa Penjara [Ngobrol]

(Photo source: Here)

Kau tahu, aku menulis ini untukmu, untuk semua orang yang mengaku bebas namun terpenjara.

Kau mengaku dirimu bebas?

Oh, ya?

Kenyataannya, kau terjerat rutinitasmu sendiri. Dirimu hilang dalam pusarannya. Setiap hari, di jam yang sama, dengan memakai seragam yang telah ditentukan, kau berangkat kerja ke tempat yang sama -yang bahkan dengan mata tertutup pun kau akan sampai disana. Kau mengerjakan pekerjaan yang sama seperti hari-hari sebelumnya, seperti bulan-bulan sebelumnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, dan akan terus kau lakukan seterusnya. Kemudian, kau pulang sore harinya di jam yang sama pula. Pulang ke rumah. Mengurusi urusan rumah, melakukan aktivitas manusia, kemudian istirahat. Esoknya, kau bangun untuk melakukan hal yang sama seperti hari-hari sebelumnya. 

Sungguh, hanya membayangkannya saja membuatku ketakutan. 

Kau tahu, perlahan kau telah kehilangan dirimu sendiri disana.

Kau mengaku dirimu bebas?

Aku melihat kau terperangkap di ruang kamarmu. Bersenang-senang dengan gadget tanpa memerdulikan lingkungan sekitar. Kau berubah menjadi manusia individualis spesies paling menyebalkan di dunia. 

Kau hanya peduli dirimu. 

Dan itu menyeramkan! Juga menyebalkan. 

Kau mengaku dirimu bebas?

Tapi, mengapa pikiranmu terkurung sangkar sialan itu? 

Mengapa pikiranmu jadi mudah sekali dihasut orang-orang tidak benar? 

Bebaskanlah pikiranmu. Kau perlu melihat segala hal lebih luas mulai saat ini. Kebenaran tidak tampak hanya dengan dilihat atau dipikirkan satu kali. 

Terakhir, Kau mengaku dirimu bebas?

Tidak.

Aku masih melihat kau berdiri di barisan paling belakang dalam meyuarakan kebenaran. Nyalimu tak sebesar kicauanmu untuk membantu yang terdzalimi. Kau hanya jadi penonton dengan rasa simpati namun tak bernyali saat terjadi keburukan disekitarmu.

Atau ada spesies paling parah, manusia seperti kau yang acuh. Kau malas ber-amar ma'ruf nahi munkar. Santai-santai saja melihat perbuatan maksiat di sekelilingmu. Tidak peduli apapun, yang penting kau tidak terganggu.

Naudzubillah, semoga kita semua tidak jadi seperti itu. Hey, dunia masih butuh manusia yang baik. Ayo sama-sama jadi salah satu diantaranya.

Aku pun sedang berusaha untuk menjadi manusia baik.

Mari menjadi baik sama-sama. 

Kau adalah manusia yang bebas. Jangan biarkan sesuatu menjajahmu. Bebaskan dirimu. Kalau bukan kau yang melakukannya, lalu siapa lagi? Duniamu tidak sesempit itu untuk dihabiskan di tempat yang sama hingga kau tiada nanti. Bumi Allah sangat luas. Kau harus temukan sesuatu yang membuatmu bahagia. 

Bebaskanlah dirimu dari penjara tak kasat mata itu. 

Jangan biarkan dirimu dijajah oleh keburukan, oleh pekerjaan, atau bahkan teknologi. Jangan biarkan dirimu itu dijajah oleh pikiran burukmu sendiri. 

Jadilah berani untuk membebaskan diri.

Semoga kita tidak termasuk manusia spesies menyebalkan yang bukannya memberi manfaat, tapi malah mendatangkan keburukan untuk orang-orang dan lingkungan sekitar. Naudzubillah.

Oke, ini sebenernya noted to myself juga. Tanpa bermaksud menyudutkan, apalagi menggurui. Aku adalah manusia biasa yang masih belajar, dan sedang berusaha menjadi manusia baik. 

I think we have to deserve better for being a human, a real human. 

We are human, right? 

(November, 2018)



Komentar

Postingan Populer