Asing (sequel "Dunia")
“Kenapa?”. Ucapku pelan, mencoba memulai sebuah percakapan dengan
baik.
“Apa?”. Balasmu acuh.
“Kamu”.
“Iya apa?”.
“Apa yang terjadi?”.
“Tak ada”.
“Lalu ? Kenapa kamu seperti ini?”.
Kamu tertawa. Sinis sekali.
“Ayo pulang”. Ucapku kemudian.
“Tidak”. Jawabmu galak. Kamu kemudian beranjak.
“Mau kemana?”.
“Aku tidak akan pulang, sebelum menghancurkan mereka semua yang telah
menghancurkanku !”.
Aku terdiam.
“Dunia ini kejam. Kamu akan mati jika tidak sekejam dunia”. Ucapmu
pelan, tapi entah mengapa kata-kata itu begitu menusuk jauh hingga ke dalam
lelung hatiku. Aku langsung merasa nyeri disana.
Aku masih terdiam.
“Dunia tidak selamanya seperti apa yang kamu fikirkan”. Ucapku
kemudian.
“Lalu?”. Balasmu. “Apa duniaku akan kembali seperti dulu, jika cara
pandangku terhadap dunia ku ubah? Tidak ! Mereka telah menghancurkan semuanya”.
Setelah itu, kamu pergi. Kamu membalikkan tubuhmu, lalu berjalan
memunggungiku. Entah mengapa aku seperti merasakan ngilu di dada. Antara sesak,
sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu. Setelah 10 tahun, dunia ini
benar-benar membuatmu berubah. Aku tak lagi melihat sinar harapan di matamu.
Kamu tampak seperti orang asing.
Nur Fitriyani
02 November 2015
Komentar
Posting Komentar