Love Lock [Book Review]



Judul buku           : Love Lock
Penulis                  : Pia Devina
Penerbit                : Gagasmedia
Tahun Terbit        : 2014
Jumlah Halaman : 297

***

Laki-laki dan perempuan nggak akan pernah bisa hanya sebatas "teman" atau "sahabat". Walaupun diantara keduanya sudah sama-sama berkomitmen untuk tidak punya perasaan lebih. Ini hubungan yang risk-an banget. Kalau nggak perempuan yang baper, pasti laki-lakinya. Pasti ada salah satu diantara mereka berdua yang punya perasaan lain, sadar ataupun enggak.  Kalau dua-duanya sama-sama baper sih nggak masalah. Tinggal lanjut aja, meniti jalan berbunga menuju kebahagiaan. Tapi ini, kalau salah satu diantara mereka yang baper sedangkan yang lainnya enggak, kan bakal jadi sakit sendiri. Dan akibat paling parah dari hubungan risk-an seperti ini adalah ketika mereka berakhir saling menyakiti perasaan masing-masing (dan orang lain yang terlibat dalam hubungan risk-an mereka).

Itu yang diriku simpulkan saat membaca buku ini.

Nyebelin. Tapi emang seharusnya kayak gitu mungkin ya jalan ceritanya, makanya jadi seru. Tapi serius nyebelin. 

Kenapa sebuah hubungan harus berjalan serumit itu?

Nggak ngerti.

Selain bahas 'love friend-relationship' (apa ini bahasaku), buku ini juga menggambarkan keindahan kota-kota di Jerman. Hamburg, Cologne, Pelabuhan Finkenwerder, dan lainnya. Kita seperti diajak menyusuri tempat-tempat bersejarah dan terkenal disana.

Anehnya ya tiba-tiba aku membayangkan diriku sendiri sedang berdiri di area Hohenzollern Bridge suatu sore, menikmati hembusan angin musim gugur sambil sesekali menatap riak air sungai Rhine. Atau pergi ke Taman Òjendorfer dan duduk di tepi Òjendorfer See sambil membaca buku. Atau sedang berjalan di antara kerumunan orang di sekitar City Hall, menatap bangunan-bangunan bersejarah yang menyerupai kastil disana. Atau, sedang diam-diam mencolek coklat di salah satu stan di imhoff-schokoladenmuseum, museum cokelat di kota Cologne. 

Tahu tidak, aku langsung mencari tempat-tempat itu di internet dan membayangkan diriku ada disana. Ha ha ha.

Menyenangkan membaca buku ini. Gaya penulisannya juga nggak terlalu berat. Dan di akhir cerita, aku jadi percaya bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian, setidak menyenangkannya kejadian itu. Tinggal bagaimana kitanya berusaha ikhlas dan memaafkan kejadian yang tidak diinginkan tersebut. Jangan biarkan masa lalu mencuri masa depan. 

"Mereka beruntung.. bisa nemuin orang yang nemenin mereka.. bisa ngehabisin waktu bersama sampai tua.. dengan tetep jatuh cinta." -Rhinea, hal 112 (quotes terfav)


(Desember, 2018)

Komentar

Postingan Populer