Setelah Ia Pergi [Random]

(Photo source: disini)

Setelah ia pergi, kamu pikir semua akan baik-baik saja. Bahwa tak akan ada yang berubah, tak akan ada yang perlu disesali. Semua akan baik-baik saja. Jika ia pergi, ya sudah, berarti memang masing-masing dari diri kalian perlu refleksi.

Maka, kamu mulai menyibukkan diri kembali. Ikut kegiatan sana-sini, ikut organisasi ini-itu, jadi relawan di berbagai kegiatan, ngajar di sekolah, dan lainnya. Runtinitasmu berjalan dengan normal. Semua tampak baik-baik saja. Kamu tampak bahagia, tertawa, bercanda bersama teman-teman. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Namun, kamu pun sadar betul bahwa kenyataanya tidak begitu. Setelah ia pergi, kamu tak pernah lagi merasa baik-baik saja.

Kamu pikir, dengan menyibukkan diri kamu akan lupa. Tapi tidak, nyatanya tidak, kamu hanya melarikan diri.

Setelah ia pergi, semua yang sebelumnya 'bahagia' berubah menjadi 'derita'.

Setelah ia pergi, ada satu bagian di hatimu yang rusak, yang kamu bilang rasanya sangat sakit,

dan kamu juga bilang itu tak akan pernah bisa sembuh, sebab obatnya telah pergi.

Dadamu terasa sesak, penyakitmu kambuh di saat yang sangat tidak tepat. Di hadapanmu, sebuah batu nisan dengan namanya berdiri tegak. Kamu tidak kuat.

Masing-masing dari diri kalian sedang refleksi, di alam yang berbeda. Jaraknya jauh sekali.

Setelah ia pergi, kamu jadi sadar bahwa suatu hari kamu pun akan pergi juga. 

Semua yang bernyawa pasti akan pergi. 

Dan ia, hanya pergi lebih dulu.

Setelah ia pergi, kamu masih tetap hidup, walau kadang seperti orang mati.


Aku, yang ada di sebelahmu, rasanya ingin kembali menangis.



(Maret, 2020)

Komentar

Postingan Populer