Cerita tentang pertemuan pertama kita

(Foto milik Katalis Sachi)

Aku tiba-tiba ingat pertemuan pertama kita. Memori paling memalukan sepanjang hidupku. 

Taman Baca itu jadi latar, saat kamu dengan ramah menanyakan namaku, yang langsung kujawab tanpa berpikir dulu.

"Panggil aja ibu. Ibu dari anak-anak kita." 

Serius, aku hanya bercanda saat mengucapkan kalimat itu.  

Kulihat kamu hanya menatapku, kemudian tertawa canggung dan langsung beralih menanyakan nama orang di sebelahku.

Orang-orang di sekitar kita mulai riuh. Aku benar-benar ingin memyembunyikan wajah dalam kantong kresek bekas beli makanan ringan yang bertebaran di lantai. Aku hanya ingin melucu, tapi ternyata malah berakhir mempermalukan diri.

Sepanjang acara, orang-orang terus saja riuh membicarakan kita. Setiap kali berpapasan, pasti orang-orang langsung semangat menggoda. Aku jadi merasa tidak enak, takut kamu terganggu. Padahal kita baru saja bertemu.

Sejak itu, aku belajar untuk tidak sembarangan bercanda.

Selama acara, aku benar-benar meminimalisir kontak denganmu. Iya, coba pikir aja, setelah mempermalukan diri begitu memangnya aku masih punya keberanian untuk mengobrol?

Jelas enggak.

Yang aku pikirkan saat itu adalah ingin acaranya cepat selesai dan langsung pulang. 


Ada satu kejadian yang tidak pernah kuduga. 

Sorenya, setelah acara penutupan, aku berpapasan lagi denganmu saat akan pulang.

Kamu tersenyum, 

"Ibu pulang? Hati-hati, ya!" 

Aku tertawa canggung, kupikir kamu sedang meladeni candaanku tadi pagi, maka kubalas juga dengan candaan.

"Duluan ya, bapak!" ucapku, sambil tersenyum juga. Kemudian buru-buru kabur dari lokasi. Kupikir kita tidak akan pernah bertemu lagi.


Malamnya, setelah acara itu, ada pesan whatsapp yang masuk secara beruntun.

"Ibu?"

"Ini bapak."

"Save, ya."


Itulah awal mulanya.


(Maret 2021)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer