Apakah mimpinya yang terlalu besar ?



Photos by Google

 

“Apakah mimpinya yang terlalu besar ?”.

Oke fiks, ini agak sedikit baper. Hikss. Postingan ini diawali dengan sebuah pertanyaan yang akhir-akhir ini sering terucap dalam hati. Kadang suka ngerasa underestimate juga pada diri ini, Apakah bisa ? Yakin bisa? Seriusan?. Masalahnya apakah mimpinya terlalu besar sampai kita engga bisa memeluknya? Beuhhh..

Dulu, waktu masih tahun 2014, waktu masih unyu-unyu tuh soalnya masih hidup di jaman SMA, waktu belum paham dengan mekanisme kehidupan yang rumit, saya pernah mengikuti sebuah kegiatan pembinaan yang digagas oleh sebuah lembaga Lazismu Garut *Jembatan Hati Pelajar*, yang rutin dilaksanakan setiap bulannya selama 1 tahun. Waktu itu pada salah satu pertemuan, ada sebuah sesi dimana para peserta diminta untuk meneriakkan hal yang diinginkan dimasa depan, khususnya mengenai dunia perkuliahan. Yap, siapa sih yang engga mau kuliah? *ya orang-orang yang emang engga mau*. Oke pertanyaan tadi saya ubah jadi begini, siapa sih yang engga mau sukses? *Ya walaupun sukses buat tiap orang itu beragam, engga biasa di satu persepsikan tentunya. Dan ya, walaupun kuliah juga engga menjamin kesuksesan, tapi menurut kacamata seorang anak perempuan kece ini *wekks* juga hasil survey pada beberapa orang yang berkuliah *soalnya hampir semua fasilitator di pembinaan lazismu itu pada kuliah*, banyak loh hampir sebagian besar orang-orang yang berkuliah, punya keinginan untuk sukses, orangnya baik, pinter *walaupun relative*,  rajin ibadah, dan ternyata dia itu sukses !! *sukses menurut saya. Kalian? Yap terserah, Kan beda pemahaman suksesnya. wkwk*. Waktu pertemuan itu, saya masih inget betul apa yang saya teriakkan. Hal tersebut memang sudah saya inginkan jauh-jauh hari, bahkan sebelum acara pembinaan itu dimulai. Tempatnya di Alun-alun Garut, tepatnya di teras masjid agung, kalau engga salah juga waktu itu masih pagi soalnya kita *baca: para peserta* baru aja selesai sebuah agenda kegiatan di Alun-alun.

Ini aneh. Saya orangnya pelupa. Saya sama sekali engga inget hal-hal yang diteriakkan sama temen-temen yang lain *bahkan nama-namanya pun saya engga inget* *boong lah* *kebangetan kalo gitu mah, belum setahun padahal* *eh tapi iya ketang* *engga deng, boong*, tapi sampai saat ini saya inget betul apa yang saya *Cuma saya* teriakkan waktu itu. Kalo engga salah gini,

“Nama saya Nur Fitriyani. Saya mahasiswi jurusan matematika Universitas Indonesia”.

Iya. Pendek. Sesimpel itu.                                               

Universitas Indonesia. Itu target saya. Kemarin, hari ini, dan besok *besok dan seterusnya insyaallah*.

Waktu itu jaraknya cuma beberapa langkah di hadapan saya, dulu. Seakan mudah sekali untuk meraihnya, dulu. Tinggal lari sedikit dan hap…, dulu *dulu, waktu masih unyu-unyu itu loh*. Setelah saya sadar sekarang, bahwa semuanya engga sesimpel yang dibayangkan. Banyak hal yang menjadikannya jauh, sejauh Garut-Jakarta yang ditempuh dengan berjalan kaki, dan saya tahu sekarang bahwa mekanisme pencapaiannya sangat rumit. Hal yang paling mengganggu saya waktu itu untuk tetap berlari adalah masalah perizinan. Kedua orangtua saya kompakan untuk tidak merestui saya kuliah diluar kota, apalagi Jakarta *Jakarta sama depok deketan lah*. Mereka bilang khawatir akan pergaulannya, lalu masalah saya ini perempuan *jujur, agak merasa didiskriminasikan disini, kenapa perempuan engga diperbolehkan pergi ? (nanti lah saya buat postingan tentang kebebasan)* *khawatir pasti, mereka sayang sama kamu* *ah masa sih ?* *Euhhh teu percaya kamu mah*.Terus yang menjadi masalah paling lumrah adalah karena keuangan. Garut sama Jakarta kan mahalan hidup di Jakarta ya kan?. Terus masalah tempat tinggalnya juga menjadi hal pokok yang perlu difikirkan secara matang-matang. *Karena saya emang engga punya saudara disana* *Kan bisa kos padahal* *Tapi kos mahal* *Takut juga* *Eh engga ketang, engga takut* *Nanti makan gimana?* *Kan ada asrama* *Aduh ! harus lolos beastudi etos itu mah* wkwkwk.

Sesuatu hal yang tanpa izin dari kedua orangtua, terutama ibu, itu tidak akan berjalan dengan baik. Iya, beneran !. Mungkin karena memang mereka tidak sreg dengan keinginan saya untuk berkuliah di luar kota, dan pasti atas rencana Allah juga waktu itu, dan saya tetep keukeuh dengan apa yang saya inginkan, saya tidak lolos satu seleksi apapun. Beneran ih ! Mulai dari SNMPTN yang benar-benar serasa sulit, karena memang guru disekolah saya kurang paham, kesalahan teknis, dan hal-hal lain. Lalu SBMPTN yang secara tiba-tiba saya jadi engga merasa percaya diri, sehingga saya mundur sebelum tempur. Masyaallah, soal-soal di SBMPTN itu luar biasa susah loh, menurut saya pribadi ini mah. Terutama buat pelajaran fisika dan biologi. Saya serasa baru ketemu terus di gampar sama kedua pelajaran itu, sakit.. susah banget, soalnya saya dari SMK jurusan Adm. Perkantoran, dan disana engga belajar sama sekali tentang mereka. Karena Adm. Perkantoran jurusan IPS, dan Cuma jurusan IPA yaitu rekayasa perangkat lunak (RPL)/ Teknik informatika (TI) yang belajar. Jadi awam banget. Dulu, waktu ikut try out SBMPTN di sebuah lembaga pendidikan, pas bagian soal fisika sama biologi saya lewat doang, dibaca pun sekilas, da emang engga ngerti atuh, parah kan?. Ah ya, kan waktu buat ngerjain soal try out SBMPTN nya itu masih lama banget, sedangkan soal buat pelajaran lain udah pada diisi walaupun engga semuanya juga sih, saya coba balik lagi ke bagian fisika sama biologi. kali ini, saya baca soal itu bener-bener. Fokus banget ini mah. Tapi ya itu, apalah arti membaca kalau kamu ternyata engga paham dengan apa yang kamu baca. Rieut euy, ya udah sambil nunggu waktu pengumpulan, saya corat-coret dah tuh soal. Hehe.. Habis semua ruang kosong. Orang-orang mungkin ngisi ruang kosong itu dengan hitungan/rumus-rumus fisika/penyelesaiannya, lah ini saya mah gambar bintang-bintang, icon smile, bahkan soalnya saya tulis ulang disana. Apalah daya, saya engga bisa ngerjain. Itu tentang SBMPTN. Hal yang engga akan saya lupakan. Beneran.

Saya juga ikut beberapa program beasiswa. Seperti Beasiswa perintis, (GAGAL). Terus Beastudi Etos (juga GAGAL). Dan kemarin gongnya, bidikmisi di sebuah Univ. di Garut pun ternyata GAGAL.

Saya disana mulai tersadar akan pentingnya ridho kedua orangtua. Walaupun mereka berkata mengizinkan, tapi tidak meridhoi itu tetep engga akan berjalan baik. Saya belajar buat mengklasifikasikan rencana saya. Mana yang harus di dahulukan, dan mana yang sebaiknya di tunda.  Mungkin tahun ini bukan waktunya. Mencoba ikhlas sambil nepak dada. Besok, di tahun yang akan datang ikut lagi, insyaallah.

Dan bagaimanakah saya sekarang ?

Karena paksaan kedua orangtua, akhirnya saya kuliah di sebuah sekolah tinggi islam di Garut. Baru kemarin, tanpa tes apapun, dan ada subsidi juga dari kampusnya untuk jurusan tersebut sehingga bayarnya lumayan murah. Mudah. Masuk ke sini itu mudah banget. Tapi saya merasa biasa saja. Beneran.  Sama sekali engga membuat hati saya bergetar. Alhamdulillah tapi, tapi ya itu.. masih ada yang mengganjal. Sesuatu yang tidak dapat terdefinisikan. Apa ya? Sesuatu hal yang sulit untuk dijelaskan, tapi agak mempengaruhi keseharian. Hampa. Serasa engga punya tujuan. Serasa menjelma menjadi orang lain. Serasa.. Ya udahlah, terserah aja..

Tapi hal tersebut engga bertahan lama. Sepertinya mimpi itu masih menunggu untuk segera diwujudkan. Move on cuy! Akhirnya bisa move on juga. Engga ada halangan untuk tetap berlari, ya walaupun larinya sambil ngesot, tapi kan masih tetep berlari. Setidaknya ada sedikit perpindahan. Engga apa-apa Cuma sedikit juga.


Photos by Google

 

Jadi inget hidupnya bambu cina deh. Tahu kan? Itu bambu, yang tinggi itu loh, yang warnanya hijau. Tahu lah pasti. Bambu ini hidupnya sabar banget. Apa kalian fikir bambu itu pas ditanam langsung jadi tinggi dan kuat? Engga sama sekali. Pertumbuhannya lama. Pada 6-7 tahun pertama, bambu ini masih tetep imut-imut, dia sama sekali engga menunjukkan pertumbuhan yang berarti. Tapi bukan berarti dia engga tumbuh, hanya saja pertumbuhannya kasat mata. Mungkin hanya beberapa cm saja. Pada saat itu, dia focus pada pertumbuhan akar-akar bukan batang. Yap, dia sedang menyiapkan fondasi yang kuat agar bisa menopang tubuhnya yang tinggi berpuluh-puluh meter. Apa yang terjadi kalau dia engga seperti itu? Ah mungkin sekali tiupan angin saja, bambu itu langsung tumbang. Nah, setelah 6-7 tahun pertama itu, pertumbuhan bambu engga akan bisa dibendung. Dia akan tumbuh dengan cepat sampai berpuluh-puluh meter. Walaupun angin besar terus berhembus ke aranya, dia engga akan tumbang karena fondasinya udah kuat. Oke, fondasi. Tenang aja, UI masih ada di depan mata. Engga usah terburu-buru, sambil ngesot juga engga apa-apa, tahun ini masih harus nguatin fondasinya. Fiks. Sambil harus ngelobi orangtua juga. Mudah-mudahan tahun depan orangtua bisa luluh. Hiks.

Tapi engga tahu kenapa, akhir-akhir ini pertanyaan-pertanyaan rese’ sering datang dalam fikiran. Segimana orang-orang biasa, pesimis pasti pernah saya alami. Mungkin karena memang saya udah masuk zona aman.

Apakah tahun depan bisa?

Kan sekarang juga udah jadi mahasiswa?

Kenapa harus ke UI?

Apa mimpi kuliah di UI terlalu besar?

Tahun depan yakin bisa? Seriusan?

Huh. Entahlah.

Tapi yang pasti, tahun ini masih harus tetap menguatkan fondasi. Berusaha semaksimal mungkin, terus berlari kearah sana, dan berdoa. Format semua pertanyaan-pertanyaan engga penting itu sekarang, dan mulai lari lagi. Biar hasil akhirnya diserahkan sama Allah. Tahun depan, keterima atau engganya, biarlah itu menjadi urusan Allah. Yang penting sekarang harus memaksimalkan usaha. Bukankah Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh?.

Hei Universitas Indonesia, sebentar lagi saya * anak perempuan yang luar biasa kece ini* datang !! Bersiap-siaplah menyambut kedatangan saya tahun depan, insyaallah..

Agak sedikit curcol di postingan ini, tapi engga apa-apa kan ya?. Mimpi itu, sebesar apapun dia, pasti bisa diraih. Alhamdulillah berarti kalau kita punya mimpi yang besar, karena itu pertanda bahwa sebentar lagi pemiliknya akan jadi orang besar juga. Hehe.. Aminn..


Photos by Google

 

Garut, 6 Oktober 2015

Nur Fitriyani

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer