Tersesat (sequel of Balon Udara)
Angin menerbangkan balon udara itu jauh sekali
Ke tempat yang tidak pernah diketahui
Semua mimpi, harapan, dan ambisi masih terikat dengan erat
disana
Setiap angin berhembus, mereka semua berteriak
Setiap angin berhembus, mereka semua gemetaran
Mereka takut jika salah satu diantara mereka terlepas dari
tempat dimana mereka terikat sekarang
Mereka takut jika salah satu diantara mimpi, harapan, dan
ambisi itu akan hilang tertiup angin yang berhembus kencang, lalu menghilang
Mereka takut jika suatu hari hari mereka tak kembali dengan
senyuman gemilang
Mereka sangat takut, amat sangat.
Angin berhembus lagi, balon udara itu terbang ke suatu
tempat yang tidak pernah di ketahui
Suatu tempat yang kosong
Kosong ?
Benar !
Tak ada apapun, tak ada siapapun.
Semuanya seakan memudar, gelap
Balon udara itu bingung
Harus kemana dia pergi ?
Mungkinkah dia tersesat ?
Dia genggam dengan erat semua mimpi, harapan, dan ambisi
yang terikat padanya.
Tidak akan dia biarkan salah satu diantara mereka terlepas.
Mereka harus sampai sama-sama !
Angin berhembus lagi, balon udara itu terbang ke kanan dan
ke kiri, terombang-ambing, tak tahu akan kemana
Haruskah dia diam saja ?
Tidak !
Dia harus bergerak dua kali lebih cepat dari sebelumnya
Dia harus bergerak dua kali lebih kuat dari sebelumnya
Dia harus bergerak dua kali lebih semangat dari sebelumnya
Jika suatu hari angin menjatuhkannya, dia harus dua kali
lebih tangguh untuk bangkit dan terbang kembali
Itu harus !
Karena dia sudah pergi
Jika dia sudah pergi, tak mungkin dia kembali begitu saja
Garut,
16 Juni 2015
Nur Fitriyani
Nur Fitriyani
Komentar
Posting Komentar