Tentang rasa yang kubiarkan diam (sequel of tentang cinta yang tak pernah tersampaikan)
Aku bukannya
tidak tahu kalau kamu sering menatapku diam-diam, walau secepat kilat kamu
palingkan wajah manismu saat aku balik menatapmu. Aku juga tahu saat kamu
berusaha berjalan disampingku, walau tubuhmu yang mungil itu terhalangi oleh
tubuh puluhan gadis lain yang lebih tinggi. Aku bahkan tahu saat kamu berdiri
di depan ruangan olahraga dan menatapku lama sekali disana. Tanganmu
menggenggam sebuah botol air mineral, yang aku pun tak tahu untuk siapa itu,
kamu tak pernah sekalipun memberikannya padaku. Mungkin bukan untukku. Lalu
kenapa kamu berdiri disana kalau memang bukan untukku?
Aku tak
pernah tahu dinamakan apa ini, aku terjebak dalam sebuah kondisi yang aku pun
bingung harus menyebutnya apa. kondisi ini membuatku melakukan hal-hal aneh.
Aku menatapmu lebih lama, kamu mungkin tak tahu, ada sebuah perasaan damai saat
melihat wajahmu. Hatiku jadi meleleh, tahukah kamu ?
Dengan
sengaja aku pun membuka pintu ruang olahraga saat aku bermain basket sendirian
disana, tahukah kamu kenapa aku melakukan itu ? itu agar kamu bisa melihatku
dengan jelas tanpa harus diam-diam mengintipku dari balik pintu.
Aku bahkan
datang lebih pagi dari sebelumnya, lalu berdiri didepan kelas dengan sikap sok
ganteng. Aku tak mau melewatkan momen
saat kamu berjalan melewatiku sambil menunduk menuju kelasmu yang berada tepat
disebelah kelasku. Kamu memancarkan aura yang luarbiasa. Aura yang membuatmu
lebih menarik dari gadis-gadis lain. Kamu tampak mahal, tak seperti mereka yang
dengan mudahnya bergelayutan di lengan ku, bahkan sampai memelukku tanpa pernah
meminta izin. Aku benci itu.
Tahukah kamu
dinamakan apa ini ? Aku yakin ini bukanlah Cinta !
Karena yang
aku tahu tentang cinta adalah saat aku melihat gadis cantik, lalu aku jadikan
dia pacar, kita jalan-jalan, kita telponan sampai malam, saling memanggil
dengan sebutan sayang, kita selalu kemana-mana bersama, lalu sebulan kemudian
putus. Begitu seterusnya.
Ini bukan
Cinta kan ?
Aku rasa.
Aku harap. Begitu.
Kubiarkan
rasa aneh itu tetap ada, walaupun kusimpan dia tanpa pernah kusampaikan.
Biarlah dia menjadi rasaku saja. Hanya aku yang tahu. Terdengar egois ? tak
apa. Aku tak mau memasukkanmu dalam deretan mantan di hidupku. Suatu hari, kala
aku sudah siap, aku akan datang ke rumahmu, bersama rombongan keluargaku. Untuk
meminangmu pasti. Terdengar lucu ? oke, tertawalah. Maaf kalau kamu terluka
sekarang, aku tak bisa membalasnya hari ini. Bukan karena aku tidak merasakan
hal yang sama, tapi karena aku tahu nanti akan lebih indah daripada pacaran
singkat tak berarti sekarang.
Aku harap
kamu mengerti.
18 Oktober 2015
Nur Fitriyani.
Nur Fitriyani.
Kadang suka bingung sendiri, kok bisa ya tiba-tiba kefikiran buat nulis tentang ini ? Ide kadang suka bikin pemiliknya bingung, kok malah tentang ini sih yang muncul ? Padahal kan niatnya mau nulis tentang hal lain. Tapi ya sudahlah, ini hanya sekedar tulisan, tidak lebih.
Komentar
Posting Komentar