Re- [Ngobrol]


Saat itu, saat kamu melihatku, aku mendengarmu berseru pelan, “Hey!”

Aku membalas dengan ‘Hey!’ juga. Dan setelahnya, aku dan kamu saling berlalu, kembali melakukan urusan masing-masing. Ah, sebenarnya saat itu aku ingin berbicara banyak hal denganmu. Setelah kata ‘Hey!’, sebenarnya aku ingin melanjutkan dengan melontarkan kalimat-kalimat lain, seperti, ‘Apa kabar?’ atau ‘Sedang apa?’ atau ‘Kenapa belum pulang?’. Ah, tapi rasanya berat. Untuk menanyakan kabarmu pun, mulutku rasanya kehilangan fungsinya untuk berbicara. Aku tidak mengerti. Hal ini selalu terjadi setiap kali aku berhadapan denganmu.

Setiap kali bertemu, aku dan kamu berubah menjadi orang yang hanya tahu kata ‘Hey!’ saja di dunia. Seluruh kosa kata yang aku mengerti dalam Bahasa Indonesia rasanya seperti menguap begitu saja. Hilang. Aku seperti melupakan semua kata sesaat. Dan yang bisa kukatakan adalah apa yang kamu katakan padaku, sapaan itu, ‘Hey!’.  

Atau di waktu yang lain, kamu menyapa hanya dengan memanggil namaku. Dan aku, balas memanggil namamu. Sudah, begitu saja. Setelahnya, kita berpisah. Saling berjalan ke arah yang berlawanan.

Kadang-kadang, kamu hanya tersenyum. Dan aku, tidak bisa mengucap apapun selain ikut tersenyum juga. 

Aku tahu, aku bersikap aneh. Kamu pun mungkin menyadarinya. Atau barangkali juga, tidak.

Tiba-tiba aku teringat satu dialog dalam sebuah film, 
“Ada cara sederhana supaya teman bisa menjadi sepasang kekasih. Salah satu dari mereka, harus maju satu langkah.” (Strong Woman Do Bong Soon, Eps. 8)
Satu langkah. Sudah lama sekali aku memikirkan hal itu. Aku ingin maju satu langkah untuk lebih dekat denganmu. Tapi aku terlalu penakut. Hahaha, aku memilih untuk bersembunyi. Maka, beginilah jadinya.  Setiap kali bertemu, aku selalu saja berpura-pura. Bersikap seolah-olah biasa saja, padahal nyatanya tidak. 

Tapi di luar itu semua, salah seorang sahabat memberiku petuah yang cukup menenangkan. “Tikung dia di sepertiga malam. Kalau Allah mengizinkan, jangankan dia, Lee Min Ho saja bisa kamu dapatkan.” katanya. Dan aku, hanya tertawa. Setelahnya, aku cukup memikirkan hal tersebut. Iya, yang perlu aku lakukan saat ini adalah berpasrah sama Allah. 

Aku tidak akan bergerak maju atau mundur. Iya, aku tidak akan melakukan pergerakan apapun. Biarkan seperti ini saja. Aku ingin tahu, sampai kapan hal ini berlangsung.



(Photo source: @askalabel)

Komentar

Postingan Populer