Danu dan April [Cerpen]

(Photo source: disini)

Sebagai orang yang sama-sama ditinggal nikah oleh mantan pacarnya, Danu dan April mulai dijodoh-jodohkan oleh orang satu Kosan. Netizen Kosan menganggap bahwa Danu dan April ini akan cocok satu sama lain, terlebih karena keduanya pernah punya nasib percintaan yang mengenaskan. Pokoknya kalau mereka berdua pacaran, udahlah Netizen satu Kosan bahagia semua. Tapi, tentu saja hal tersebut tidak berjalan semudah itu bagi Danu dan April.  

Danu pernah bercanda pada April di suatu sore,

“Kita kayak artis itu, ya? Yang suka ada di gosip pagi. Dijodoh-jodohin sama Netizen.”  

April tertawa kecil, “Iya, ya.”

“Padahal jatuh cinta nggak segampang itu.” lanjut Danu.

“Eh, kita mana tahu. Mungkin mereka emang beneran pacaran, kan?” April menyahut.

“Iya, sih. Aku juga berharapnya beneran. Eh, tapi mau beneran atau cuma setting-an juga itu urusan mereka. Terserah aja, sih.” Danu mengakhiri kalimatnya dengan tawa kecil.

“Tapi, agak kasihan juga ya kalau ternyata mereka cuma setting-an. Pasti capek banget pura-pura terus. Kayak mereka tuh harus terus terlihat sebagai dua orang yang saling tertarik gitu, di publik atau di depan kamera. Padahal move on kan nggak gampang. Seperti yang kamu bilang tadi, jatuh cinta nggak segampang itu, apalagi kalau sebelumnya pernah punya luka.” ucap April.

Danu mengangguk.

“Jadi, kamu juga nggak gampang jatuh cinta?” tanya Danu cepat.

April hanya tersenyum.

“Eh, kenapa kita jadi bahas gosip gini?” Danu berucap sambil tertawa, “Aku balik ke kamar dulu, ya!”

April hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum. 

Danu pergi ke kamarnya, sementara April masih duduk di kursi pantry, menunggu air mendidih untuk masak indomie. Sambil menunggu, April memainkan handphone-nya. Wallpaper di layar handphone-nya masih foto pernikahan mantan pacar dan sahabatnya. Tragis sekali memang. 

Setiap harinya, Netizen Kosan semakin gencar menjodoh-jodohkan Danu dan April. Tapi, orang yang dijodohkan malah stay calm aja. Danu dan April menanggapi itu dengan tenang. April malah tidak terlalu peduli, sementara Danu sering sekali ngebercandain perjodohan itu.  

Tapi, ya, lama-lama orang Kosan juga melihat kalau Danu dan April ini jadi semakin dekat. Gimana nggak gemas coba pada mereka?

***

Di suatu siang yang hujan, April ada di halaman belakang kosan, sedang menunggu cucian di mesin cuci sambil duduk di bangku yang ada di sana. Tiba-tiba, Danu datang sambil membawa sekeranjang baju kotor, mau nyuci juga. Danu agak terkejut saat melihat April. 

“Hey!” sapa Danu.

April tersenyum, “Hey!” sapanya juga.

“Nunggu cucian?” tanya Danu kaku.

April mengangguk.

“Mau nyuci juga?” April bertanya balik.

Danu mengangguk, “Iya.”

April menekan unlock di layar handphone-nya untuk melihat jam, kemudian menoleh pada Danu.

“3 menitan lagi, ya.” ucapnya.

Danu mengangguk. Ia kemudian berjongkok dan mulai main game di handphone-nya. 

April juga mulai memainkan handphone-nya kembali. Tak ada lagi percakapan. Baik Danu ataupun April sama-sama terdiam. Hanya suara hujan yang menderas yang mengisi keheningan.  

“Danu!” April berseru tiba-tiba.

Danu langsung mengangkat wajahnya, kemudian menoleh pada April. Dapat dilihatnya, perempuan itu sedang menatapnya serius.

“Obrolan kita semalam, jangan ada yang tahu ya. Aku belum siap ngehadapin orang-orang.” April berucap pelan.

Danu mengangguk. Ia  kemudian tersenyum menenangkan, “Tenang aja. Kamu bisa percaya sama aku.”

Danu tiba-tiba kembali teringat semua obrolannya dengan April semalam di sebuah kafe yang jauh sekali dari Kosan. Kemarin malam, Danu memberanikan diri menyatakan perasaannya pada April. Hal itu terjadi begitu saja, dan tanpa rencana. Danu juga tidak mengerti, awalnya ia cuma bercanda dengan bilang suka pada April setiap kali orang-orang kosan menggodanya, ya maksudnya biar mereka bahagia dan berhenti menjodoh-jodohkan, tapi kenapa sekarang ia malah jadi suka beneran pada April? Kan, urusannya jadi ribet.

Setelah pernyataan itu, April sama sekali tak terkejut. Ia berkata dengan tenang tapi serius, 

“Maaf, Danu. Aku nggak bisa suka sama kamu.”

Danu akan menanyakan alasannya, kata-kata itu sudah ada di ujung lidah, namun April tiba-tiba berucap lagi.

“Aku nggak bisa suka sama laki-laki.”

Baris itu yang paling Danu ingat, membekas di hatinya. Ia juga ingat, April memperlihatkan sebuah foto yang menjadi gambar wallpaper handphone-nya, sebuah foto pernikahan. April menunjuk perempuan yang sedang tersenyum bahagia di foto itu.

“Aku cintanya sama perempuan ini. Pacaran sama laki-laki juga sebenernya cuma buat kamuflase. Aku nggak nyangka kalau mereka bakal nikah.”

Danu tidak berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa mendengarkan ketika April mulai bercerita tentang dirinya dan kelainan seksualnya.

“Thanks, ya.” sahut April.

Danu sedikit tersentak, seperti kembali sadar pada kenyataan. Ia buru-buru tersenyum pada April,

“Rencana kamu ke depannya gimana?” tanyanya.

Bukannya menjawab, April malah beranjak dari tempat duduknya. Ia mematikan mesin cuci, dan mulai mengeluarkan cuciannya satu persatu. 

“Belum tahu, Danu.” April berucap pelan. 

***

(Oktober, 2020)

Komentar

Postingan Populer