Kisah Itik yang tidak mau menjadi Itik [Cerita Anak]

Suatu hari di sebuah peternakan, hewan-hewan sedang berdiskusi. Ayam dan anak-anaknya, Sapi, Domba, Burung Beo, Kambing, Burung Merpati, Kucing, Keledai, dan seekor Angsa. Mereka tengah membicarakan masalah yang serius, tentang Itik yang akhir-akhir ini selalu murung. Mereka bertanya-tanya, apa yang telah terjadi pada Itik? Sehingga membuatnya terlihat sedih sepanjang hari.

Moooo.. Kenapa tuh Itik? Kok dia sedih gitu, ya?” Sapi berucap sambil merenung.

Meaw.. Meaw.. Nggak tahu!” Kucing menggelengkan kepalanya.

“Apa mungkin karena lapar? Mbee..” ucap Kambing sambil memakan rumput yang ada disampingnya.

“Ih! Kamu kerjaannya makan terus, kambing! Nanti kamu ndut!” seru Kucing.

“Biarin! Mbee..”

“Pokoknya, kita harus cari tahu apa yang terjadi pada Itik! Ada yang punya ide?” ujar Sapi.

Kambing asyik memakan rumput-rumput segar disampingnya, kucing nampak menggelengkan kepala, Ayam sibuk mengejar anak-anaknya yang berlarian kesana-kemari, Angsa sibuk membersihkan bulu-bulunya, Domba mulai berlarian, Keledai mengejarnya, dan Burung Beo? Burung Merpati? Mereka sudah terbang tak tahu kemana daritadi.

Sapi menghembuskan napas, “Oke! Kita harus melakukan investigasi! Mooooo…” Sapi kemudian pergi dengan lesu.

“Oke!” Kucing berteriak dengan semangat.

Hewan-hewan yang lain nampak tidak peduli. Mereka melakukan keseharian mereka kembali tanpa peduli dengan temannya, itik.

Di tempat lain, Itik tengah melamun. Berkali-kali ia menatap bulu-bulu di tubuhnya. Ia merasa ada yang salah pada dirinya. Bulu-bulunya terasa kasar, dan kulitnya berwarna hitam. Ia tetap tampak kotor walaupun sudah mandi 3 kali sehari. Kadang-kadang, ia merasa malu dengan dirinya sendiri. Ia harus melakukan sesuatu!

Itik menemui Angsa yang sedang berenang di sungai. Ia ingin tahu bagaimana cara Angsa merawat kulitnya sehingga terlihat putih dan bersih. Ia juga ingin punya kulit yang putih dan bersih, seperti Angsa.

Di hari berikutnya, Itik menemui Burung Beo. Ia ingin tahu bagaimana caranya Burung Beo bisa mempunyai suara yang sangat indah ketika bernyanyi, bahkan ia bisa menirukan suara manusia! Itik juga ingin punya suara yang indah.

Setelahnya, Itik juga menemui Burung Merpati. Saat terbang, hewan-hewan memuji Burung Merpati yang tampak keren. Itik juga ingin bisa terbang, ia juga ingin terlihat keren.

Itik juga menemui Domba. Domba sering sekali dipuji oleh Pak Peternak, karena sangat bermanfaat. Bulu-bulunya yang lebat dan lembut seringkali diambil untuk dijadikan bahan pakaian manusia. Itik penasaran tentang bagaimana caranya menumbuhkan bulu-bulu yang lebat dan lembut seperti itu. Itik juga ingin dipuji oleh Pak Peternak!

Hari-hari berlalu, walaupun sudah menemui banyak hewan di peternakan, Itik tetap merasa sama. Ia tidak berubah, dan malah merasa semakin minder. Itik memutuskan untuk meninggalkan peternakan.

Hari sudah sore, Pak Peternak menggiring semua hewan-hewannya untuk masuk ke Kandang. Ia sangat kaget ketika mendapati Itik tidak ada dimana-mana. Pak Peternak segera mencari Itik. Ia sangat khawatir padanya. Hewan-hewan di Kandang pun demikian. Setelah mengetahui Itik hilang, mereka sangat panik. Mereka takut sesuatu yang buruk terjadi pada Itik.

Sedangkan Itik, ia tengah berjalan dengan lesu menyusuri jalanan desa. Ia tidak tahu akan kemana. Perutnya kosong, ia merasa sangaaaat kelaparan. Ia jadi berpikir, seandainya ia tidak pergi ia pasti bisa tetap hidup nyaman. Makan makanan enak dari Pak Peternak, tidur di tempat tidur yang empuk, dan bisa mendengarkan cerita-cerita lucu dari Keledai dan hewan-hewan lain. Ia merindukan teman-temannya.

Itik tiba-tiba berhenti saat mendengar suara hewan yang menangis. Suaranya berasal dari pinggir sungai. Itik segera mencari tahu. Ternyata ada seekor anak ayam disana. Dan Itik mengenal anak ayam tersebut. Anak ayam itu adalah anaknya ayam yang tinggal di peternakannya. Itik segera menghampiri anak ayam itu.

“Hei, kenapa kamu disini?” ujar Itik lembut, ia ikut duduk disamping anak ayam.

“Om Itiiiiikkkk!” anak ayam itu segera memeluk Itik, “Aku tadi ngikutin temen aku keluar dari Peternakan, terus aku kesasar. Aku nggak tahu jalan pulang.”

“Ibu kamu kan udah bilang, nggak boleh keluar dari peternakan. Jangan diulangi lagi, ya?”

“Iya.”

“Ayo pulang, Ibu kamu pasti khawatir!”

“Iyaaaaa, aku kangen Ibu sama Kakak-kakakku. Makasih ya om itik udah nolongin aku.”

Itik hanya tersenyum. Jauh di dalam hatinya, ia juga merindukkan teman-temannya. Ia ingin pulang.

Itik dan Anak Ayam sudah sampai di Peternakan. Itik menyuruh anak ayam untuk segera masuk.

“Sudah sana masuk, sebentar lagi gelap.” ujar Itik sambil tersenyum.

“Ayo masuk sama-sama.”

“Om itik mau pergi, jadi nggak bisa masuk ke peternakan lagi.”

“Pergi kemana?”

Itik nampak merenung. Ia tidak tahu mau kemana.

“Nggak tahu.”

“Om itik.. kalau om itik nggak tahu mau kemana, om itik nggak akan kemana-kemana!”

Itik nampak merenung, “Om itik sebenernya nggak mau jadi itik.”

“Terus mau jadi apa?”

“Yah, sesuatu yang lebih baik atau lebih indah dari seekor itik.”

“Seperti apa?”

“Tante Angsa, atau Om Domba, Om Beo, atau Om Merpati.”

“Kalau aku, nggak mau Om Itik jadi hewan lain. Om itik baik banget, suka bantu aku sama kakak-kakakku cari cacing. Aku sayang banget sama om itik. Om itik jangan berubah jadi hewan lain, ya?”

Itik tersenyum mendengar itu, “Oke, anak ayam yang manis, ayo kita masuk!”

“Om itik nggak jadi pergi?”

Itik menggeleng.

“Horeeee!!”

Saat memasuki Peternakan, tampak Pak Peternak berlari ke arahnya sambil tersenyum lebar. Ia mengusap-usap kepala itik dengan penuh kasih sayang.

"Dari mana aja kamu, itik?”

Pak Peternak kemudian memasukkan itik ke Kandang. Di dalam kandang tampak semua hewan bersorak sorai kegirangan menyambut itik. Mereka mengahampiri itik.

“Itik, dari mana? Meaw..”

Moooo… Kami khawatir sama kamu.”

“Iyaaa, rumput-rumput yang segar ini jadi terasa hambar pas kamu nggak ada, mbeee”
itik tersenyum, ia tidak menyangka bahwa teman-temannya sangat mengkhawatirkannya.

“Maaf, teman-teman.” ucap Itik penuh penyesalan.

“Kenapa kamu pergi?” ujar Keledai penasaran.

“Sebenarnya, aku merasa minder. Aku merasa nggak bermanfaat, nggak keren, nggak punya suara bagus, dan nggak bisa apa-apa. Aku juga jelek!”

Ibu Ayam menghampiri Itik, “Kata siapa? Kamu itu baik, dan apa yang lebih penting dari kebaikan di bumi ini? Nggak ada.”

Mooo.. Jangan berusaha jadi keren, berusaha saja jadi diri sendiri.”

“Iya, jangan berpikir gitu lagi, ya. Kami mau berteman sama kamu, kok.”

“Jangan mencoba jadi hewan lain. kamu adalah itik kami yang baik hati.”

“Iya, makasih ya teman-teman.”

Itik dan hewan-hewan yang lain pun saling berpelukan. Malam itu adalah malam yang sangat indah. Di langit, bintang-bintang berkelap-kelip. Indah sekali. Tapi lebih indah dirimu yang tetap berusaha jadi diri sendiri. Nggak usah minder! Kamu dan teman-temanmu sama kok, punya kelebihan masih-masing.

-fin



(April, 2017)


Komentar

Postingan Populer