Tentang Menjadi Guru TK
Beberapa bulan yang lalu, saya
mendapat sebuah tawaran untuk mengajar anak-anak di sebuah TK yang tidak terlalu
jauh dari rumah. Saat itu, saya sedang tidak ada kerjaan sama sekali, kecuali
kuliah hari jumat dan sabtu. Bisa dibayangkan dari senin sampai kamis saya
ngapain aja. Ah, bentar! Kalau engga kebayang, saya coba gambarkan sedikit.
Gini, saya kuliah di sebuah perguruan tinggi islam dengan mengambil jurusan
yang mengharuskan saya untuk, mau gak mau, perkuliahannya dilakukan seperti
kelas karyawan. Dan sepakatlah kami, para mahasiswa itu, untuk masuk setiap
hari jumat dan sabtu. Alasannya sederhana,
karena kebanyakan dari mahasiswa jurusan yang saya ambil sudah bekerja. Hampir
semuanya malah. Hanya saya, dan siapa ya? Da hampir semuanya udah berkerja
atuh. Oke, masuk kuliah hari jumat dan sabtu. Terus apa yang saya lakukan dari
hari senin sampai kamis? Saya gak tahu! Selama semester pertama, hidup saya
berasa ga produktif. Bener-bener gak produktif! Saya ingin ikut organisasi
kampus, tapi mereka biasanya mengadakan kumpulan saat mahasiswa kelas karyawan
masuk kelas. Kebanyakan dari mereka berasal dari kelas regular yang
perkuliahannya dari hari senin sampai kamis. Dan biasanya melakukan kumpulan
saat libur, atau bisa dibilang pada hari jumat atau sabtunya. Oh, sepertinya
saya kurang berjodoh dengan organisasi ini. Waktunya selalu tidak tepat. Saya
memang mengikuti sebuah organisasi saat itu, tapi dikarenakan frekuensi
kumpulannya yang tidak tentu, saya berasa ga ikut organisasi apa-apa. Lalu,
saya berdiam diri-lah di rumah. Merenungi hidup yang gak produktif. Setelah
menyelesaikan pekerjaan rumah, semacam bersih-bersih di pagi harinya, biasanya
saya bersantai ria, bisa sampai sore atau sampai menjelang tidur. Saya bisa
menonton acara yang ga begitu seru di teve, bisa nonton drama korea sampai
hampir tengah malam, main games di laptop seharian, browsing ga jelas dan
ngabisin kuota, tidur sampai 3 kali sehari, dan ya, makan. Sangat berbanding
terbalik dengan hidup saya saat SMA. Dimana mau tidur siang aja ga bisa karena
pulangnya selalu sore, setelah selesai rapat organisasi. Dimana hari minggu,
mau main aja ga bisa karena selalu diisi oleh kegiatan organisasi. Saya sempat
berfikir bahwa hidup saya yang dulu lebih bermanfaat dari yang sekarang.
Sampai suatu hari, orang tua saya
menyarankan untuk bekerja. Dan datanglah tawaran untuk mengajar anak-anak
dengan menjadi guru TK. Merekapun mengerti bahwa saya kuliah hari jumat dan
sabtu, maka saya boleh mengajar dari hari senin sampai kamis. Enak, kan? Tapi
awalnya saya menolak. Terus-terusan menolak. Jika harus menjadi guru TK saya ga
mau. Sampai akhirnya saya berfikir, dan oke, saya terima. Tawaran itu bagai
oasis di tengah padang pasir. Seenggaknya, saya punya kegiatan rutin setiap harinya.
Saya merasa senang dan khawatir.
Senang, karena setiap bulannya saya akan dapat gaji. Dan khawatir, karena, apa
saya sudah bercerita tentang ini? Ah, belum sepertinya! Saya... tidak terlalu
suka... anak-anak! Sejak dulu, saya tidak punya kesan yang baik dengan
anak-anak. Di mata saya, sebagian besar anak-anak adalah mahkluk yang
mengerikan. Sebisa mungkin, sejak dahulu kala, saya menjaga jarak dan jarang
berinteraksi dengan yang namanya anak-anak.
Di hari pertama saya bekerja sebagai
guru TK, pertemuan dengan anak-anak sangat awkward. Setelah perkenalan, saya
diam saja. Anak-anak mulai berisik dan berlarian kesana kemari, tapi saya tetap
diam saja. Saya hanya memperhatikan mereka. Saya gak tahu gimana caranya nyarek mereka. Untunglah ada Bu Tati. Secara
ga langsung, Bu Tati bantu saya. Anak-anak yang tadinya pada gaduh dan
lari-larian, mulai tenang dan duduk di tempatnya masing-masing. Bu Tati ngajak
anak-anak tepuk-tepukan, terus nyanyi, dan kemudian mengaji. Bu Tati tahu
sekali cara menguasai anak-anak ini. Bu Tati adalah salah satu guru di TK
tersebut. Dan Saya belajar banyak dari Bu Tati tentang menjadi guru TK. Butuh
berminggu-minggu sampai akhirnya saya bisa terbiasa dengan suasana TK. Di
minggu pertama, saya getol sekali berkenalan dengan anak-anak. Kebanyakan dari
mereka kalo saya Tanya nama bukannya menjawab malah ngabalieur atau seuseurian.
Tapi untungnya, ada juga anak-anak yang baik hati dan mau ngobrol sama saya. Di
minggu kedua sampai seterusnya, saya mulai coba buat suka sama anak-anak. Coba
ngerti kemauan mereka, coba ngederin cerita mereka yang kadang ga jelas dan teu pararuguh tapi lucu. Oke, menjadi
guru TK sepertinya ga sulit, walau kenyataannya kadang lain, tapi ga apa-apa.
Saya sadar ini bukan keahlian saya, bukan passion saya sama sekali, tapi ga
apa-apa kan ngelakuin kerjaan yang bukan berasal dari passion kita? Bisa banyak
hal, bukan masalah kan?
Dan apa yang telah saya dapatkan
dengan menjadi Guru TK? Wah, banyak dong. Selain gaji tentunya, hihihi itu mah
nomor sekian. Tapi yang utama, Saya mulai sadar bahwa anak-anak gak
semenyeramkan seperti apa yang di bayangin. Anak-anak itu baik kok, sama lucu
juga. Mereka bakal ngedeketin kita, kalo kitanya ngerti sama mereka. Terus,
saya juga belajar sabar ngehadapin anak-anak yang tingkahnya luarbiasa nakal.
Saya pun sadar bahwa omelan gak akan mempan sama anak-anak. Kita harus punya
strategi buat bikin anak-anak nurut tanpa harus merasa diperintah. Selanjutnya,
saya pun bisa pede nyanyi-nyanyi walaupun nyanyian saya fals, hihihi. Setiap
hari, saat berbaris pas mau masuk kelas, saat mau berdoa, saat mau istirahat,
dan saat mau pulang. Pati ada nyanyi-nyanyi dulu. Belum lagi, pas sesi bebas
pas anak-anak disuruh buat nyanyi di depan, saya pasti ikutan. Cuma anak-anak
yang ngerti suara saya, dan sejauh ini gak ada yang protes, hihi. Hal yang saya
dapatkan lainnya dengan menjadi Guru TK adalah perubahan persepsi saya terhadap
anak-anak. Dulu saya sering membuat pemikiran yang bersifat umum bahwa
anak-anak semuanya nyebelin. Tapi ternyata engga, dari puluhan anak-anak, yang
nyebelin dan nakal cuma beberapa orang aja. Kebanyakan pada baik dan lucu, kok.
Lalu, apa masih ada lagi yang saya
dapatkan? Masih ada, dong. Saya jadi tukang benerin mainan dan kotak pensil
yang rusak. Saya jadi ahli loh sekarang, hihihi.
Lalu, ada lagi? Pasti ada. Tinggal
menunggu waktu yang tepat untuk ditulisin. Tapi bukan sekarang. PeaceJJ
Foto lama. Diambil di semester
kemarin. Kebanyakan dari anak-anak yang ada di foto, udah pada masuk SD T_T
28/07/16
Komentar
Posting Komentar