Hai, kamu. Apa kabar? [Ngobrol]

Hai, kamu. Apa kabar?
Sahabatku --yang tahu perasaanku padamu, terus-terusan bertanya setiap kali berbincang.
"Apa masih dia?" tanyanya.
'Dia' yang dimaksud adalah kamu.
Dan aku, selalu memberikan jawaban yang sama tiap kali pertanyaan itu terlontar.
"Iya." kataku.
Bagaiman bisa perasaan dengan mudahnya hidup dan mati, seperti sakelar listrik?
Andai saja hati punya tombol on/off, mungkin ceritanya tidak akan begini. Aku bisa menyalakan tombol on jika kamu juga menyukaiku. Jika nyatanya tidak, aku bisa cepat-cepat menekan tombol off untuk berhenti jatuh cinta.
Ah! Jatuh cinta sendirian selalu menyebalkan.
Namun, semenyebalkan apapun itu, aku tetap menyukainya.
Aku menyukai kamu.
Dan entah, akan sampai kapan.
1 setengah tahun.
Aku menghitungnya diam-diam.
1/2 ribu hari.
Ini telah berlangsung cukup lama. Bahkan sampai catatan ini ditulis pun--
Sejujurnya, aku semakin takut. Semakin bertanya-tanya dalam hati, juga merasa sedikit khawatir.
Bagaimana jika,
Kamu adalah pengharapan yang sia-sia. Sejumlah perasaan tak berbalas, yang kemudian membuat hatiku kembali patah,
--seperti yang sudah-sudah.
[2018]

Komentar

Postingan Populer