Balada Novel So Silly
So Silly adalah sebuah novel terbaru yang selesainya nggak bisa diprediksi hehe. Dan balada novel so silly ini adalah sekumpulan kisah-kisah lain dan novel so silly nya. Kisah-kisah pendek dan gaje, yang mudah-mudahan di sukai. Ini dia.. taraaa..
1.
Bintang
Anna : “ Bintang nggak akan pernah bisa aku raih.
Bintang hanya di takdirkan bersama Bulan jauh disana, di atas langit. Aku hanya
bisa melihatnya dari sini “.
Bintang : “ Aku rasa, Bintang juga bisa jatuh. Kalau
dia tidak bisa kamu raih, maka dia akan turun dari langit dan menuju
genggamanmu. Bintang tak selamanya bersama Bulan “.
2.
Jatuh
Cinta
“ Pernahkah kamu
merasakan sebuah perasaan aneh yang sebelumnya tidak pernah kamu rasakan ?.
Rasanya seperti, jantungmu tiba-tiba berdebar, kepalamu mendadak pusing tanpa
alasan, tubuhmu tiba-tiba kaku, dan kamu menjadi salah tingkah ?”. ucap Anna
dengan mata yang terfokus kepada salah satu pemain basket yang sedang bertanding
di lapangan.
“ Entahlah. Perasaan
apa itu ? “. Ucap Luna tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dia
baca.
“ Ah ya, aku lupa. Kamu
kan tidak punya hati, bagaimana bisa kamu merasakan jatuh cinta ? “.
Deg ! Luna mengangkat
kepalanya, lalu membetulkan posisi kacamatanya yang melorot. Sekilas dia
menatap salah satu pemain basket yang sedang bertanding di lapangan dengan
nanar.
3.
Patah
Hati
“ Pernahkah kamu merasa
seperti ada yang rubuh dalam hatimu ?. Tiba-tiba saja hatimu remuk dan semua
pengharapanmu menghilang. Rasa kecewa bercampur dengan perih menjadikanmu
sesak, rasanya sangat sulit untuk bernafas. Pernahkan kamu merasakannya ? “.
Ucap Anna pelan.
“ Entahlah. Menurutmu
apakah aku pernah merasakannya ? “. Luna mengalihkan pandangannya pada Anna.
Anna menggeleng.
Luna pun tersenyum. Dia
mengangkat tangan kanannya ke dada.
“ Anna, bahkan aku
telah merasakannya berkali-kali “.
4.
Lelah
“ Pernahkah kamu merasa
lelah karena terlalu sering berharap ?, rasanya seperti kamu ingin pergi, tapi
tak bisa. Kamu ingin berhenti, tapi itu sulit. Kamu ingin terdiam, tapi
ternyata hatimu enggan untuk melakukan itu. kamu terus berlari ke arahnya,
terus-terusan berharapbahwa dia juga berbalik dan mengulurkan tangannya padamu.
Kamu sangat tersiksa dengan keadaan itu, tapi entah kenapa kamu enggan keluar
dari sana. Seperti ada sihir, walaupun kamu terluka, kamu tetap tersenyum di
hadapannya. “. Anna menatap Bintang.
Bintang tertegun.
“ Maaf.. Maaf karena
telah membuatmu lelah. Berhentilah sekarang, Anna “. Ucap Bintang pelan.
“ Lalu jika aku
berhenti sekarang, apakah kamu mau berbalik ke arahku ? “.
“ Maaf, Anna. Di
hadapanku ada Luna, bagaimana bisa aku berbalik ke arahmu ?. Palingkan wajahmu
dariku. Pergilah, abaikan aku “. Bintang memalingkan wajahnya. Dia pergi meninggalkan
Anna.
Anna terpaku. Dia masih
menatap Bintang.
‘ Bodoh ! Bintang nggak
akan pernah bisa kamu raih, Anna. Bintang nggak akan jatuh ke bumi, dia telah
di takdirkan untuk bersinar indah di atas langit, jauh disana, bersama Bulan..
‘. Batin Anna.
5.
Takdir
“ Tahukah kamu kenapa
Bintang itu indah ?, itu karena kita melihatnya dari bawah sini. Coba kalau
kamu naik ke atas sana, Bintang akan nampak biasa saja. Dia hanya sebongkah
batu yang terkena silauan cahaya. Tidak begitu luar biasa memang, tapi Bulan selalu
ada di sampingnya “. Ucap Kanza tenang. Disampingnya Anna masih termenung.
“ Lalu mengapa Bulan
selalu ada di samping Bintang ? “.
“ Mereka sudah di
takdirkan, Anna “. Kanza tersenyum manis, dia menatap langit.
6.
Jatuh
Cinta Pada Orang Yang Sama, Selalu.
“ Aku bisa membuatmu
jatuh cinta kepadaku, meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu biar
cinta datang karena telah terbiasa…. “. Kanza menghentikan nyanyiannya,
tangannya tak lagi menekan tuts piano. Dia menoleh ke arah pintu.
Anna muncul dari balik
pintu. Dia tersenyum manis, lalu menghampiri Kanza.
“ Ayo lanjutkan,
suaramu bagus.. “.
Kanza menggeleng.
“ Sudah lama, Anna ? “.
“ Tidak. Tadinya aku
mau mengetuk pintu, tapi aku takut menganggu “. Anna menarik sebuah kursi, lalu
duduk di samping Kanza.
“ Ada apa ? “. Ucap
Kanza tenang sembari menekan-nekan tuts piano dengan pelan. Kanza memang
seperti itu, dia tidak pernah mau menatap lawan bicaranya.
“ Tidak ada. Ayo
mainkan lagi lagu itu, aku ingin mendengar suaramu “.
Kanza menggeleng pelan.
“ Kembalilah ke kelas.
Kau tidak belajar ? “.
“ Tidak, makanya aku
kesini. Ayolah, mainkan lagi lagu itu.. Aku mohon, please.. “. Ucap Anna
memohon. Sekilas Kanza menatap Anna. Dia jadi iba.
Kanza mulai menekan
tuts piano dengan tenang. Dia mulai menyanyikan sebuah lagu. Di sampingnya Anna
tengah menyimak dengan antusias.
“ Hidupku tanpa
cintamu, bagai malam tanpa bintang. Cintaku tanpa sambutmu, bagai panas tanpa
hujan. Jiwa ku berbisik lirih, ku harus milikimu. Aku bisa membuatmu jatuh
cinta kepadaku, meski kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu biar cinta
datang karena telah terbiasa ….. “. Kanza mengakhiri lagunya dengan indah. Dia
menatap Anna yang nampak bertepuk tangan kepadanya dengan gembira. Kanza
tersenyum ke arahnya.
“ Suaramu bagus sekali.
Uh, hebat ! “. Anna mengacungkan kedua jempolnya seraya tersenyum lebar.
“ Saat menyanyikan lagu
ini, pasti kau sambil memikirkan seseorang. Ya kan ? “. Ucap Anna pelan.
Kanza hanya tersenyum.
Dia menekan-nekan tuts piano dengan asal, tapi masih terdengar berirama.
“ Siapa ? “.
“ Ada, orang yang sama.
“. Ucap Kanza pelan, sambil terus menekan-nekan tuts piano.
“ Iya, siapa ? “.
Kanza lagi-lagi
tersenyum. Dia mengangkat kepalanya,
lalu menatap Anna.
‘ Kamu ‘. Batin Kanza.
7.
Stay With Me
Di bawah pohon rindang, Anna tertunduk seorang diri.
Sesekali dia agak terisak. Tanpa tahu kenapa, rasanya seperti ada yang
merobek-robek hatinya. Tak jauh dari sana, Kanza tengah mengamatinya. Dia
berjalan perlahan mendekati Anna, lalu duduk di sebelahnya.
Anna nampak terkejut, dia langsung menoleh.
“ Apa ? “. Ujarnya pelan.
“ Tidak ada. “. Sahut Kanza.
“ Aku sedang jelek, bisakah kau datang lain kali
saja “. Ujar Anna dengan agak terisak.
“ Bintang hebat ya ? “. Ujar Kanza pelan.
Anna terdiam, dia hanya menoleh ke arah Kanza.
“ Iya, Bintang itu hebat. Ah, sayangnya aku bukan
Bintang yang hebat itu ! Aku nggak jago main basket, aku juga nggak bisa main
drama, selain itu, aku juga bukan ketua OSIS. Aku nggak terkenal, nggak punya
banyak fans, dan kalau lewat, orang-orang biasa aja. Aku cuma bisa bermusik.
Hanya musik. Nggak begitu hebat memang, tapi walaupun begitu, aku nggak akan
pernah membiarkan seorang wanita meneteskan air matanya karena aku. Aku suka
musik, dan musik tidak di ciptakan untuk menyatiki. Beda halnya dengan basket
yang bisa saja melukai, atau drama yang di penuhi dengan kebohongan “. Ujar
Kanza tenang.
Anna hanya bisa mengerutkan kening, pertanda dia
tidak mengerti. Perlahan, tangannya menghapus butiran air mata yang tertinggal
di pipinya.
Sekilas Kanza menoleh ke arah Anna. Hatinya langsung
bergetar. Ada satu keinginan jauh dalam lubuk hatinya untuk turut menghapus air
mata Anna, namun hal itu hanya ada dalam lubuk hatinya, jauh disana.
‘ Anna, jika
tanganku belum boleh menghapus air matamu, biarkan lagu-laguku yang
menyentuhmu* ‘. Batin Kanza.
8.
Sayap
Pelindungmu
Bel istirahat telah
berbunyi beberapa menit yang lalu. Setelah ibu Evi keluar, murid-murid nampak
tergesa-gesa meninggalkan kelas, begitupun juga dengan Anna dan Luna. Mereka
menuju kantin.
“ Anna, aku dengar
Bintang adalah ketua ekskul basket. “. Ucap Luna dengan mata yang terfokus pada
buku yang sedang dia baca.
“ Ya, aku tahu itu “.
“ Keren kan dia ? “.
“ Aku pikir begitu “.
“ Anna, kita ikut
ekskul basket yu ! “. Luna mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dia
baca, dia menatap intens mata Anna.
“ Eeuuuu.. Aku tidak
suka olah raga, Luna. Lagipula akhir-akhir ini aku sedang sibuk di ekskul
teaterku. Dua bulan lagi aku ada pentas “.
“ Yaaaa... kau selalu
sibuk dengan urusanmu sendiri “. Ucap Luna dingin. Dia kembali membaca buku
dengan kesal.
“ Bukan seperti itu,
Luna.. “. Ucap Anna pelan.
“ Lalu apa ? “.
Anna terdiam. Dalam
hati dia berucap, ‘ Aku sangat ingin menghilangkan perasaan ini. bagaimana bisa
aku melakukannya, jika aku terus-terusan bertemu Bintang ? ‘.
“ Luna !! “. Teriak
seseorang.
Anna dan Luna langsung
mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. mereka langsung terkejut,
pasalnya Bintang tengah berlari ke arah mereka.
“ Hai.. “. Ucap Bintang
pada Anna. Anna hanya tersenyum.
“ Luna, mau ke kantin ?
“. Ucap Bintang ceria.
“ Ya. Kenapa ? “.
“ Ayo bareng “. Bintang
tersenyum manis.
Melihat itu, rasanya
hati Anna meledak. Dia merasakan sakit yang teramat sangat disana.
“ Luna ! ah ya, aku lupa
! aku harus mengembalikan beberapa buku ke perpustakaan. Kau duluan saja ya !
nanti aku menyusul ! dahh Luna.. “. Anna tersenyum sambil berlalu cepat-cepat.
Dia tak menghiraukan ocehan-ocehan Luna. Dia berlari menuju kelasnya kembali.
Tanpa sadar, butiran air mata menetes dari mata indahnya. Cepat-cepat dia
mengusapnya.
Anna masuk ke dalam
kelasnya dengan agak terburu-buru. Dia duduk di bangkunya. Tanpa tahu kenapa,
rasanya sekarang dia sangat ingin menangis. Wajahnya mulai pucat, matanya
berkaca-kaca. Kanza yang kebetulan ada di dalam kelas, Nampak heran dengan
sikap Anna. Dia segera menghampiri Anna.
“ Mau aku tunjukkan
sesuatu ? Ayo ikut aku. “. Ucap Kanza riang.
“ Pergilah. Aku ingin
sendiri “.
“ Kenapa ? kamu masih
mau nangis ? apa kamu nggak bosen ? Ayo makanya, dari pada nangis lebih baik
ikuti aku “.
Anna menatap Kanza
intens. Beberapa detik kemudian, dia beranjak berdiri.
“ Kemana ? Ayo cepat !
siapa bilang aku mau nangis ?! “.
Kanza hanya tersenyum.
Dia berjalan terlebih dahulu. Di belakangnya, Anna berjalan perlahan
mengikutinya.
Kanza dan Anna memasuki
ruang musik. Kanza langsung menghampiri gitarnya, sedangkan Anna duduk di salah
satu kursi dengan malas.
“ Sekarang apa ? “.
Ucap Anna malas.
Kanza tak bergeming. Dia
asyik sendiri dengan gitarnya.
“ Hey ! kalau aku di
ajak kesini hanya untuk melihatmu latihan, lebih baik aku kembali ! aku
buang-buang waktu disini. “. Dengan kesal, Anna beranjak dari tempat duduknya.
Dia berjalan perlahan meninggalkan ruangan itu. Tapi baru saja beberapa
langkah, dia berhenti. Dia lalu berbalik dan menatap Kanza.
Kanza memainkan
gitarnya. Dia tersenyum manis saat itu.
“ Aku akan menjadi
sayap pelindungmu, Anna.. “. Kanza memainkan gitarnya dengan indah, dia lalu
menyanyikan sebuah lagu.
Saat
kau jatuh, lukai hati, dimanapun itu, I’ll find you
Saat
kau lemah, dan tak berdaya, lihat diriku, untukmu
Kapanpun
mimpi terasa jauh, oh ingatlah sesuatu, ku akan selalu jadi sayap pelindungmu
Saat
duniamu mulai pudar, dan kau merasa hilang, ku akan selalu jadi sayap
pelindungmu
Saat
kau takut, oh dan tersesat, dimanapun itu, I’ll find you
Air
matamu takkan terjatuh, lihat diriku, untukmu
Kapanpun
mimpi terasa jauh, oh ingatlah sesuatu, ku akan selalu jadi sayap pelindungmu
Saat
duniamu mulai pudar, dan kau merasa hilang, ku akan selalu jadi sayap
pelindungmu
Walau
kau tak sanggup, ku takkan menyerah
Ku
ada untukmu, kapanpun mimpi terasa jauh
_The Overtunes-Sayap
Pelindungmu
Anna hanya bisa terpaku. Ingin sekali saat itu juga
dia berteriak, ‘ Kanza ! Terima Kasih ! ‘. Ya, hanya sebatas terima kasih.
Tidak lebih.
9.
Aku Mencintainya Dengan Cara Yang Berbeda.
“ Anna, kalau kamu
mencintai Bintang, kenapa kamu tidak mengejarnya ? “. Ucap Luna pelan. Di
sampingnya, Anna tengah asyik membaca buku. Dia kemudian menoleh.
“ Aku mencintainya.
Maka dari itu, aku melepasnya. Aku ingin mencintainya dengan cara yang berbeda.
Aku ingin dia bahagia, tidak apa-apa walaupun bukan bersamaku “. Anna kembali
foKus membaca buku.
“ Meskipun kamu harus terluka ? “.
Anna langsung menoleh.
Dia menutup bukunya, lalu mengarahkan pandangannya pada Luna.
“ Cinta tidak di
ciptakan untuk melukai, Luna. Cinta ada untuk membuat orang-orang bahagia “.
“ Terus-terusan seperti
itu apa kamu tidak capek ? “.
Anna tersenyum. Dia memasukkan
buku-bukunya ke dalam tas.
“ Capek. Capek banget
malah “. Ucap Anna pelan.
“ Terus ? ”.
“ Semua pilihan pasti
ada konsekuensinya. Mungkin ini adalah konsekuensi dari pilihanku untuk
mencintainya dengan cara yang berbeda “.
“ Anna, bukankah cinta
harus di perjuangkan ? “.
“ Ya, tapi aku pikir,
jika aku berjodoh dengannya, maka dengan sendirinya dia akan datang kepadaku.
Aku tidak perlu mengejar-ngejar dia “.
“ Apa kamu rela jika
akhirnya dia bersama dengan orang lain ? “.
“ Aku akan bahagia jika
dia juga bahagia. Luna, cinta itu tak harus selalu seperti apa yang kita
inginkan. Biarkan cinta berjalan sesuai dengan jalan ceritanya. Kalau kita
terlalu memaksa, maka kita akan merusak jalan cerita dari cinta itu “.
“ Kamu yakin ? “.
“ Sudahlah Luna, nampaknya
kamu yang harus yakin dengan apa yang kamu rasakan. Kamu nggak akan bisa
berpura-pura untuk tidak mencintainya. Aku duluan ya, aku harus mengembalikkan
buku-buku ini ke perpustakaan. Dahh luna.. “. Anna beranjak dari tempat
duduknya. Dia pergi dengan agak terburu-buru.
Luna masih duduk di
bangkunya. Dia termenung. Perlahan dia mengangkat tangan kanannya ke dada. Aneh
! rasanya seperti ada yang mengganjal dalam hatinya. Besar sekali.
10. Aku Mencintainya Dengan Caraku
Sendiri.
Luna berjalan perlahan
menuju ruang musik. Dia berniat untuk menemui Kanza.
Kanza sedang bermain
piano. Luna mengetuk pintu ruangan dengan ragu. Kanza langsung menoleh ke arah
pintu. Dia nampak terkejut.
“ Ada apa ? “. Ucap
Kanza pelan sambil terus menekan-nekan tuts piano.
“ Tidak ada. Kanza ? “.
Kanza mengalihkan
pandangannya paada Luna sejenak. Dia lalu kembali fokus pada permainan
pianonya.
“ Cinta itu rumit ya..
“.
“ Begitukah ? “.
“ Bukankah kamu
mencintai Anna ? lalu kenapa kamu tidak juga menyatakan perasaanmu padanya ? “.
Kanza hanya tersenyum.
“ Haruskah ? “. Ucap
Kanza pendek.
Luna mulai kesal. Dia
menatap Kanza intens.
“ Kanza, hentikan
bermain-main dengan piano itu ! tidak bisakah kamu fokus kepadaku sebentar ?!
“.
“ Aku sudah
menyatakannya, bahkan sering. “.
“ Benarkah ? “. Luna
mulai serius.
“ Aku mencintainya
dengan caraku sendiri. Lewat musik, syair, dan lagu. Dan dengan nyanyianlah,
aku menyatakan perasaanku pada Anna “.
“ Apa Anna tahu
perasaanmu padanya ? “.
Kanza menggeleng pelan.
“ Kenapa ? “.
“ Aku tahu Anna
mencintai Bintang. Dan jika hal itu bisa membuatnya bahagia, maka aku pun akan
ikut bahagia. Melihatnya bahagia, itu sudah cukup untukku. Karena aku mencintai
Anna untuk membuatnya bahagia, walaupun dia bukan bahagia bersamaku “.
Luna tertegun. Lagi-lagi
dia mengangkat tangan kanannya ke dada. Dia semakin merasakan hal yang
mengganjal disana, semakin besar. Hal itulah yang membuatnya tidak yakin untuk
memilih Bintang.
Komentar
Posting Komentar