Menulis Dan Matematika
Menulis dan Matematika.
Dua hal yang paling saya sukai, dan tidak banyak
orang yang suka dengan kedua hal tersebut. Jadi, saya termasuk orang yang suka
dengan hal yang kebanyakan orang-orang tidak suka, atau bisa dibilang hanya
sedikit orang yang berminat pada menulis dan matematika. Minoritaslah kalau
dikatakan, dan Saya termasuk kedalam golongan minoritas tersebut. Tapi tak apa,
minoritas itu bisa jadi emas diantara lumpur. Minoritas itu berlian diantara
pecahan kaca. Minoritas itu super lah. ( ngomong apa saya ini ?? -_- )
Oke, saya suka menulis dan saya juga suka
matematika. Saya masih membahas tentang menulis ya, dan pandangan saya terhadap
menulis adalah bahwa menulis itu tidak jauh beda seperti soal matematika. Iya,
saya menganalogikan menulis itu seperti soal matematika. Kenapa ??, karena
kedua-duanya membutuhkan latihan. Ya nggak tuh ?. kita nggak akan bisa
mengerjakan soal matematika hanya dengan dilihat, atau ditatap, atau di
kiceupan. Enggak sama sekali. Walaupun kita sudah hafal banyak rumus, atau
bahkan kita bakar rumus matematika terus asapnya kita hirup sebanyak-banyaknya
( ?? ), tetap hal itu tidak akan membuat kita jago matematika kalau kita nggak
banyak latihan. Begitupun dengan menulis. seorang penulis hebat,
penulis-penulis bestseller, tentunya mereka nggak mungkin bisa tiba-tiba
menghasilkan karya hebat tanpa melalui proses latihan. Nggak ada hal hebat yang
diciptakan dengan instan. Semua hal membutuhkan proses. Saya ingat satu pepatah
asing, “ Roma tidak di ciptakan dalam satu malam “. Emang bener, semua hal
hebat harus melalui proses hebat terlebih dahulu. Barulah hal hebat itu bisa
syah menjadi hal hebat. Nikmati proses itu, ya walaupun prosesnya nggak enak,
diluar zona nyaman kita, dan pokoknya proses itu isinya cuma semua hal yang
nggak kita suka. Tapi, kamu harus enjoy it ! Karena jika seseorang sudah
sukses, misalkan seseorang bisa menginjakkan kaki di puncak Himalaya dan
menancapkan bendera merah putih disana. Hal yang akan selalu dia ingat bukanlah
saat dia berhasil tiba di puncak, tapi hal yang akan selalu dia ingat adalah
prosesnya, segala hal yang terjadi saat dia masih di kaki Himalaya, menatap
puncak, dan mulai mendaki Himalaya. :D
^Ta-ta for now^
Komentar
Posting Komentar