Biarlah Semuanya Tersimpan Apik Dalam Diam [Poems]

Menatapmu lekat, membuatku berdebar.

Berada di sisimu, inginku, selalu seperti itu.

Berbicara denganmu, tertawa bersamamu, inginku, terus seperti itu.

Tapi itu hanya sebatas inginku.

            Aku menatapmu dari balik tembok.

            Tak berani mendekat, tak berani menyapa.

            Aku takut, aku takut mengacaukan gemilang sinar indahmu.

            Aku pikir, aku tak seimbang denganmu.

            Ah, bahkan sangat jauh.

Aku bukanlah apa-apa.

Aku hanyalah sebatas asa yang terputus.

Selembar daun kering yang tertiup angin, jauh sekali.

Aku tak pernah dikenal, olehmu, dia, juga mereka semua.

            Aku hanya bisa menatapmu lekat dari kejauhan.

            Kau disana, dengan sinarmu yang mempesona.

            Lampu-lampu seakan di sorotkan ke arahmu.

            Membuatmu benar-benar hebat, kau memang hebat.

Aku disini, suram sekali.

Lampuku mati, sinarku redup, gelap menemaniku.

Pantaskah jika aku berkeinginan untuk bersamamu?

Ah, tidak! Tentu saja tidak! Aku mah apah atuh?

            Aku hanya bisa mencintaimu dalam diam.

            Membiarkan semua kata-kata indah untukmu, membisu.

            Ku biarkan mereka terperangkap dalam sunyinya diam.

            Menjadikannya cerita menarik suatu hari nanti.

Dalam cerita ini, aku akan selalu mengingat.

Aku menyuguhkan hatiku untukmu, sebuah ketulusan.

Dimana kata-kata indah, bisa di rekayasa.

Dimana kasih sayang, bisa diperjual belikan.

            Tapi hati, kau tidak akan pernah bisa mempermainkannya.

            Ya, walaupun sampai saat ini hatiku masih terjebak dalam diam.

            Tapi suatu hari nanti, hatiku pasti akan bebas.

            Berlari riang menghampirimu, kesana, ke tempatmu sekarang ini.


Garut,11 Januari 2015

Nur Fitriyani

Komentar

Postingan Populer